Setelah selesai mengunjungi Lumbini pada tanggal 03 Nov 2013 kemarin, sekitar pukul 13.00 kami melanjutkan perjalanan menuju ke Kusinara. Setelah makan siang kami berkemas untuk berangkat ke Kusinara. Wohoo..
I'm really excited for that! Can you feel it?
Perjalanan dari Lumbini menuju ke Kusinara memakan waktu sekitar 6-7 Jam perjalanan. Kami tiba di Kusinara sekitar pukul 18.00 Sore, dimana hari sudah mulai gelap. Yah, seperti yang sudah saya sampaikan diawal perjalanan, tidak ada makan malam selama perjalanan ini berlangsung karena kami melaksanakan Atthanga Sila. Jadi, sesampainya di hotel, saya segera membersihkan diri, mandi, dan setelah itu saya menikmati jam luang saya di Lobby hotel sambil mengakses internet dengan modal membeli wi-fi seharga 100 Rupee/24 hours (Sekitar Rp, 20.000).
Sekitar pukul 19.00 saya menikmati
masala tea (Seperti Ginger Tea/Teh Jahe) saya agak geli mendengar namanya.. Saya berasumsi, jangan-jangan setelah minum
masala tea, saya akan dapat banyak masalah! Wakakakakakak! Ngaco Ahhh! Okay, setelah menyerumput secangkir
masala tea, maka seperti yang dijanjikan oleh Bhante Thitayanno, kami akan belajar meditasi bersama. Setelah selesai minum, kami berpindah menuju ruang hall kosong di dekat restaurant dan melakukan meditasi dibawah bimbingan Bhante Thitayanno. Sebelum meditasi, Bhante memberikan arahan kepada kami, setelah itu kami melakukan meditasi sekitar 60 menit dan diakahiri dengan Sharing. Acara meditasi selesai sekitar pukul 20.30 malam.
Berhubung belum mengantuk, maka saya memutuskan untuk duduk di lobby sambil bincang-bincang dengan Bhante dan beberapa peserta Dhammayatra kami. Perbincangan itu terjadi cukup lama karena kami sangat menikmati Sharing Dhamma yang di bawakan oleh Bhante. Sekitar pukul 22.00 saya memutuskan untuk kembali ke kamar dan beristirahat untuk mempersiapkan energi untuk esok hari..
Too bad, saya tidak bisa langsung tidur di dalam kamar karena kondisinya cukup seram menurut saya, kamar hotel terlalu luas, pencahayaan juga kurang terang dan memang kelihatannya menjadi sangat
ngeri untuk saya. Saya terpaksa harus bersembunyi di dalam selimut untuk mengatasi ketakutan saya. Hahahahaha..
Keesokan hari, sekitar pukul 08.00 pagi kami menuju ke Kusinara, tempat dimana Buddha mencapai Maha Parinibbana. Lokasinya tidak terlalu jauh dari hotel yang kami tempati, sekitar 10 menit kami sudah tiba di lokasi. Kabut masih terlihat cukup tebal pagi itu, kesan pertama yang saya rasakan saat turun dari bus adalah rasa sedih yang mendalam, saya seperti akan mengunjungi tempat sanak-keluarga yang meninggal, dukacita mendalam di diri saya.
Kami menelusuri setapak demi setapak hingga akhirnya tiba di Mahaparinibanna Stupa dan Nirvan Vihar, sebelum masuk ke dalam gedung, Bhante Thitayanno menjelaskan sedikit mengenai kejadian yang terjadi di Kusinara ini. Dimana Buddha mencapai Mahaparinibbana pada usia 80 tahun di bawah dua pohon sala kembar dan di dalam gedung terdapat sebuah patung Buddha dalam posisi berbaring sama seperti posisi Buddha saat mencapai Mahaparinibbana di zaman itu. Saya merasakan kesedihan yang mendalam saat melihat patung Buddha di dalam Nirvan Vihar dan bahkan airmata terus mengalir membasahi mata saya. Kami pun melakukan Chanting dan meditasi sejenak di dalam Nirvan Vihar. Setelah itu kami melakukan pradaksina sambil memegang kain yang panjang dan kain itu akan kami gunakan untuk menutupi patung Buddha yang berbaring tersebut. Airmata terus mengalir tiada henti saat menutup patung Buddha dengan kain tersebut. Setelah itu, kami melakukan pradaksina diluar bangunan sambil melantunkan
"Namo tassa bhagavato arahato sammasambuddhassa" berkali-kali dan setelah tiga putaran melakukan pradaksina, kami melakukan meditasi di area Nirvan Vihar.
Setelah selesai mengunjungi Nirvan Vihar, kami mengunjungi tempat dimana Y.A Ananda mengambil air untuk minum Buddha yang terakhir kalinya, kami melakukan pradaksina sebanyak satu putaran disana. Lokasi pengambilan air ini, tidak jauh dari Nirvan Vihar, dapat ditempuh dengan berjalan kaki selama 3 menit. Lalu, setelah mengunjungi tempat tersebut, kami mengunjungi tempat pembagian relik Buddha. Lokasinya juga tak terlalu jauh dari Nirvan Vihar, jaraknya sekitar 5 menit dari Nirvan Vihar. Dan kami harus berjalan kaki melewati sawah-sawah selama 2 menit. Sepanjang sawah, kita akan menemukan anak-anak kecil yang melantunkan
"Namo amitofo" atau "Namo Kwan She Im Phu Sa" atau melantunkan "Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammasambuddhassa", Mantra yang dilantunkan beragam, dan mereka tentu berharap sekali turis asing mau memberikan setidaknya 10 rupee kepada mereka.
Kami tiba di lokasi pembagian relik, disana hanya terdapat sebuah bangunan kecil sebagai tempat pemujaan Buddha dan sebuah pohon Bodhi yang berdiri kokoh disana. Setelah puas dari sana, kami kembali ke hotel untuk makan siang dan
check-out dari hotel. Setelah selesai makan siang dan berkemas, sekitar pukul 13.00 kami berangkat keluar dari hotel untuk melanjutkan perjalanan, kali ini kami mengunjungi Ramabhar Stupa, lokasinya sekitar 1,5 kilometer dari hotel, Ramabhar Stupa adalah tempat dimana Buddha di kremasi. Stupa ini terlihat sangat indah dengan tinggi sekitar 15 meter. Kami melakukan pradaksina disini dan bernamaskara.
Setelah mengunjungi Ramabhar stupa, kami seharusnya melanjutkan perjalanan menuju Varanasi, namun kami tertarik untuk singgah di Sekolah yang berada di samping Ramabhar Stupa. Sekolah itu dikelola oleh seorang Bhikkhu untuk anak-anak di India yang ingin mengenyam pendidikan dan sekolah itu tidak memungut biaya apapun dari masyarakat yang kurang mampu tersebut. Maka kami mengunjungi dan menengok sejenak sekolah tersebut. Sungguh kaget karena saaya melihat bahwa sekolah itu cukup prihatin dan perlu bantuan. Ruang kelas pun seadanya di bawah tenda dengan kursi dan meja seadanya serta papan tulis yang juga seadanya. Akhrinya, kami memutuskan untuk memberi bantuan dan mengumpulkan dana sukarela dari teman-teman yang satu rombongan untuk sekolah ini.
Lalu, kami melanjutkan perjalanan menuju Varanasi, dan.... jarak tempuh kami kali ini adalah 7-8 jam perjalanan!
Ohh nooo.. Lelah sekali rasanya harus duduk selama itu di dalam bus.. Tapi kami bersyukur karena saat ini kami dapat menggunakan bus, berbeda dengan zaman Buddha dulu yang menempuh jarak itu dengan berjalan kaki berbulan-bulan..
Lagi-lagi, saya bersyukur!
Regards,
Erica Yin
|
Kabut tebal menyelimuti pagi di Kusinara |
|
Nirvan Vihar |
|
Inside Nirvan Vihar |
|
Excuse Me |
|
Luasnya Nirvan Vihar |
|
Meditasi di sekitar Nirvan Vihar |
|
Nirvan Vihar |
|
Tempat pembagian relik Buddha |
|
Lovely Capture |
|
Tempat terakhir Y.A Ananda mengambil air untuk diminum oleh Buddha |
|
Tempat pembagian Relik |
|
Tempat Kremasi - Ramabhar Stupa |
|
Kusinagar Public School |
|
Ruang kelas bagian luar |
|
ruang kelas bagian dalam |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar