Berlindung Pada Perlindungan Luar Biasa
Oleh : Erica Winata Phenjaya
Ketika kita sedang mengendarai sepeda motor atau berjalan kaki,
lalu tiba-tiba hujan deras disertai angin yang kencang datang, apa yang akan
kita lakukan? Ya! Kita akan mencari tempat untuk berlindung agar terbebas dari
ketakutan pohon tumbang akibat angin yang kencang ataupun terbebas dari hujan
yang turun dengan deras. Lalu, tempat berlindung seperti apakah yang kita cari?
Apakah kita akan berlindung dibawah gubuk yang sudah reot? Ataukah kita akan
mencari bangunan yang kokoh yang masuk ke dalam bangunan itu untuk berlindung? Tentu,
kita akan memilih untuk berlindung di dalam bangunan yang kokoh yang bisa
melindungi kita dari hujan dan angina kencang diluar sana.
Dalam ajaran Buddha, berlindung
sering dikaitkan dengan Tisarana, ‘Ti’ artinya Tiga dan ‘Sarana’ artinya
perlindungan. Perlindungan disini diartikan sebagai tempat seseorang melindungi
dirinya dari bahaya, sama halnya ketika terjadi tsunami di Aceh, semua orang
melihat tsunami yang dahsyat tersebut dan berlari mencari perlindungan yang
bisa melindungi mereka dari terjangan tsunami. Sama halnya dengan Berlindung
dalam persepsi ajaran Buddha. Tiga Perlindungan yang dimaksudkan disini adalah
berlindung kepada Tiga Permata yaitu Buddha, Dhamma dan Sangha. Tiga permata
ini dilihat sebagai sebuah tawaran yang menawarkan keamanan dan kebahagiaan
bagi siapa saja yang datang mengambil perlindungan kepada tiga permata ini.
Tiga perlindungan ini sudah sering kita baca dan kita ulang ketika kebaktian,
tapi kerkadang kita tidak paham akan pengertian berlindung yang sesungguhnya.
Akibat ketidak-pahaman kita inilah yang membuat kita memiliki keyakinan yang
lemah kepada Buddha, Dhamma dan Sangha.
Kita sebagai umat manusia, umat
awam, kita takut mengalami penderitaan, baik itu penderitaan duniawi maupun
penderitaan akan lahir dialam-alam rendah. Sebagai manusia biasa, sangatlah
wajar bila kita takut mengalami sakit, tua, kita takut berpisah dengan kekasih
kita, suami atau istri kita, anak maupun
orangtua kita. Kita juga takut dan khawatir akan berkumpul atau bertemu dengan
musuh kita, orang yang kita tidak sukai. Kita semua memiliki ketakutan dan
kekhawatiran yang besar dalam hidup ini dan kita yakin Tiratana (Buddha, Dhamma
dan Sangha) bisa menyelamatkan kita dari ketakutan dan kekhawatiran itu. Karena
adanya ketakutan dan kekhawatiran inilah yang akan membuat kita semakin
berkeinginan untuk terbebas dari samsara.
Ketika kita tahu akan ada musuh yang
datang menyerang kita, kita tidak mungkin bisa diam santai dalam satu momen
pun. Kita tentunya melakukan persiapan entah mencari seorang pemimpin yang
memiliki kekuatan dan kekuasan yang lebih besar dan menjadikannya teman, atau
membangun benteng pertahanan, atau sebelum musuh kita datang kita segera kabur
ketempat yang jauh, dan sebagainya. Musuh yang disebut dengan ‘penderitaan alam
rendah, ketakutan, kekhawatiran, kematian”, tersebut dalam waktu seratus tahun
mendatang pasti datang, tidak kita ketahui Ketika musuh-musuh ini datang,
kepada siapakah kita pergi berlindung?
Sebagai seorang umat Buddha,
tentulah lebih baik apabila kita tidak mencari perlindungan lain seperti
mencari perlindungan pada keris, relik, patung-patung, pohon-pohon besar atau
pergi ke tempat pemujaan lainnya. Dalam Dhammapada
188 dan 189 disebutkan bahwa, Gunung-gunung,
pohon-pohon, hutan-hutan, dan tempat pemujaan lainnya, perlindungan semacam itu
tidaklah aman, perlindungan seperti itu bukan yang tertinggi, dan perlindungan
seperti itu seseorang tidak akan berbebas dari penderitaan. Lantas, siapa
yang cukup berharga untuk bisa menjadi objek perlindungan? Seventy Verses on Taking Refuge / Tujuh Puluh Bait Mengambil
Perlindungan menyatakan : “Buddha, Dhamma dan Sangha adalah perlindungan
bagi semua yang mendambakan kebebasan”. Satu-satunya objek perlindungan yang
sebenarnya adalah Tiratana, yaitu Buddha, Dhamma dan Sanggha. Tetapi jika kita
tidak dapat memahami atau mempelajari kualitas ketiganya secara tepat, kita
tidak akan mampu berlindung pada meeka dengan benar. Tiratana dikatakan sebagai
objek perlindungan sejati yang bebas dari cacat dan memiliki kualitas bajik.
Mengambil perlindungan kepada Buddha
adalah hal yang luar biasa. Mengapa kita berlindung kepada para dewa saja?
Banyak umat awam yang mencari kesejahteraan dengan mempercayakan diri pada
dewa, dan sebagainya. Padahal dewa itu sendiri masih tidak cukup berharga untuk
dijadikan tempat perlindungan karena para dewa pun masih terikat samsara dan
penderitaan. Dewa masih memiliki ketakutan akan kematian, bahkan para dewa
tidak tahu kapan mereka akan mati. Kebijaksanaan para dewa tidaklah sebesar
kualitas kebijaksanaan seorang Buddha, jadi sesekali dewa-dewi dan
makhluk-makhluk halus dapat membantu, tetapi diwaktu lain mereka juga dapat
menyakiti kita. Jika objek perlindungan
tempat kita mencari pembebasan juga belum bebas dari semua penyebab ketakutan,
maka dia tidak akan mempunyai kemampuan untuk membebaskan makhluk lain. Sama
hal nya jika ada dua orang yang tidak bisa berenang dan tenggelam di dalam
sungai, maka dua orang itu tidak mungkin bisa saling menyelamatkan satu sama
lain.
Buddha
dikatakan layak menjadi tempat perlindungan karena Buddha telah bebas dari
ketakutan. Buddha tidak lagi takut dan khawatir dari penderitaan lahir, tua,
sakit, mati, berkumpul dengan yang dibenci ataupun berpisah dengan orang yang
dicintai. Buddha telah merdeka dari jajahan ketakutan dan Buddha punya cara
untuk menyelamatkan kita dari ketakutan dan kekhawatiran, Buddha terampil dalam
metode-metode menyelamatkan makhluk lain. Beliau berhasil membebaskan
orang-orang seperti si kejam dan bengis yang dipenuhi kebencian, Angulimala
atau si dungu Culapanthaka. Oleh sebab itulah, Buddha dikatakan layak menjadi
pelindung kita.
Tidak
hanya itu, kualitas-kualitas seorang Buddha menjadikannya layak untuk menjadi
tempat bernaung kita. Buddha telah melenyapkan kesalahan dan menyempurnakan
kebajikannya. Buddha juga memiliki cinta kasih dan kebijaksanaan yang luar biasa
dan tanpa batas. Semua tindakan Buddha dilakukan untuk semua makhluk, bahkan
makhluk yang tidak pernah menguntungkan beliau. Buddha tidak hanya memandang
semua makhluk adalah sama dan dengan welas asih yang agung, tetapi Buddha juga
bertindak untuk kepentingan semua makhluk. Jika kita mencari perlindungan
kepada seseorang yang kurang dalam hal welas asih yang agung, dia mungkin tidak
menolong kita. Tetapi, karena welas asihnya yang agung, Buddha pasti memberikan
perlindungan bahkan kepada orang yang tidak memintanya. Welas asih seorang
Buddha tak terbatas dan tidak naik turun. Artinya, welas asih Buddha tidak
hanya timbul ketika melihat makhluk-makhluk yang menderita lalu kemudian lenyap
ketika mereka tidak lagi terlihat. Welas asih Buddha merasakan pada setiap
waktu bahwa setiap makhluk terbelenggu dalam penderitaan. Karenanya hal ini
membangkitkan cinta kasih dan simpati yang snagat besar bagi mereka pada setiap
waktu dan tanpa interupsi. Itulah
sebabnya Buddha layak dijadikan tempat berlindung kita.
Dhamma adalah hal yang menghasilkan
atribut-atribut seorang Buddha. Buddha tidak menciptakan Dhamma, tetapi Buddha
menemukan Dhamma dan mengajarkannya pada kita agar kita terbebas dari ketakutan
dan kekhawatiran. Tanpa Dhamma, tidak akan ada seorang Buddha, karena
Dhamma-lah yang menghasilkan seorang Buddha. Dhamma tidak hanya menghasilkan
Buddha saja, tetapi juga membangkitkan kualitas-kualitas di dalam batin kita,
itulah sebabnya mengapa di dalam Manggala
Sutta dikatakan bahwa mendengarkan Dhamma pada waktu yang sesuai dan
membahas Dhamma pada waktu yang sesuai adalah berkah utama, karena tujuan
Dhamma adalah untuk membawa pikiran seseorang agar dapat dikendalikan. Dhamma adalah ajaran yang ditemukan dan diajarkan Buddha untuk melenyapkan penderitaan yang dihadapi oleh semua makhluk yang menderita. Dhamma berisi cara dan metode yang dapat membantu kita keluar dari penderitaan, kekhawatiran dan ketakutan. Tanpa mempelajari Dhamma dengan benar, maka kita itu artinya kita tidak benar-benar mengetahui ajaran Buddha dan kita sama seperti kerbau yang dicucuk hidungnya dan mengikuti kemana tali itu menarik sang kerbau. Dhamma mengundang kita untuk bertanya, menginvestigasi dan bertanya, banyak bertanya bukan berarti meragukan Dhamma, justru dengan bertanya kita akan melenyapkan keraguan yang ada. Inilah
yang menjadikan Dhamma sebagai perlindungan yang layak bagi umat Buddha.
Dalam ajaran Buddha, Sangha
diartikan sebagai siswa Buddha yang sedang berupaya atau berjuang untuk
melenyapkan kekotoran batin dan meniru kualitas-kualitas seorang Buddha, inilah
yang menjadi sebab mengapa kita dianjurkan untuk berlindung pada Sangha. Bukan
berarti kita berlindung kepada sosok Bhikkhu tersebut, tetapi Sangha disini
diartikan sebagai teman, best friend,
atau sahabat baik kita yang membantu kita menemukan perlindungan dan
merealisasikan perlindungan. Renungkanlah, walau keunggulan dari kualitas tubuh,
ucapan, batin dan aktivitas seorang Sangha belum mencapai kualitas-kualitas
Buddha yang sesungguhnya, mereka melatih diri untuk mencapai kualitas tersebut.
Dengan berlindung pada Sangha kita akan merasa bahwa kita juga harus memiliki
kualitas seperti ‘mereka’. Inilah mengapa umat Buddha dianjurkan untuk
berlindung pada Sangha.
Berlindung pada perlindungan luar
biasa seperti Buddha, Dhamma dan Sangha adalah perlindungan terbaik. Kita
seringkali focus pada perlindungan yang ada diluar diri kita dan melupakan
focus pada Buddha, Dhamma dan Sangha sebagai sesuatu yang mampu kita capai dan
kita lupa bertekad untuk mencapainya. Berlindung yang tepat adalah ketika kita
mengambil perlindungan setelah mempelajari kualitas-kualitas Buddha, Dhamma dan
Sangha. Tidak hanya mempelajari kualitasnya, kita juga harus mengambil
perlindungan dengan menyatakan keyakinan kita untuk berlindung pada Tiratana
dan meninggalkan keyakinan berlindung pada yang lain seperti pohon-pohon besar,
dewa, hutan, dan sebagainya, Ketika kita dapat merealisasikan ini semua, maka
kita disebut berlindung dengan benar dan tepat.
Berlindung ibarat kita melihat
bahaya / bencana besar dan kita bergegas mencari perlindungan / pertolongan.
Tentu kita harus mencari pertolongan yang benar / perlindungan yang benar agar
bisa sealamat. Dengan berlindung, kita akan mampu mengumpulkan kebajikan yang
sangat luas dengan mudah karena Buddha merupakan ladang kebajikan yang luar
biasa, apapun yang kita lakukan terhadap makhluk seperti itu pasti akan menjadi
sebab bagi diri kita untuk mencapai pencerahan sempurna. Kita akan memiliki kualitas-kualitas batin
seperti Buddha, Dhamma dan Sangha jika kita berusaha untuk mencapainya. Tidak
hanya itu, dengan berlindung dengan penuh hormat, rasa bakti, keyakinan, penuh
pengertian benar dan pandangan benar, kita akan terlahir kembali menjadi
Buddhis untuk menyempurnakan kebajikan-kebajikan kita. Dengan berlindung kepada
Tiratana dengan tepat dan benar, akan membawa kita lahir di alam bahagia dan
terbebas dari ketakutan serta kekhawatiran. Selain itu, kita akan mendapatkan
kebebasan dan keberuntungan dalam semua kehidupan kita selanjutnya. Dan dalam
kelahiran-kelahiran itu kita akan bertemu dengan objek perlindungan dan terus
mempraktekan berlindung.
Agar benar-benar sembuh secara
total, seseorang yang dilanda penyakit serius membutuhkan bantuan dari tiga
sumber, yaitu dokter, obat dan perawat. Demikian juga halnya, ketiga objek
perlindungan dibutuhkan untuk mencapai pembebasan dari penderitaan samsara dan
alam rendah, serta dari dua penyakit paling mengerikan yaitu keberadaan ketakutan dan kekhawatiran dalam
diri kita. Kita membutuhkan Buddha, Sang Penyembuh yang menunjukkan jalan
menuju pembebasan. Kita membutuhkan Dhamma yang menjadi obat yang membebaskan.
Kita juga membutuhkan Sangha, yang merupakan perawat yang membimbing kita dalam
praktek Dhamma. Oleh karenanya, inilah ketiga objek yang harus menjadi tempat
kita berlindung.
Semoga sharing Dhamma
ini membawa manfaat bagi diri kita dan semua makhluk.
Terima kasih.
Terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar