Yuhuuuu... Pagi ini kami tiba di New Delhi pukul 05.20 waktu New Delhi.. Sungguh kebahagiaan yang luar biasa bisa menginjakkan kaki di Incredible India! Setelah pengambilan bagasi dan sebagainya, saya dan rombongan berjalan keluar dari Airport.. Samar-samar dari kejauhan saya melihat seorang pria memegang kertas yang bertuliskan 'Welcome To India, Eva Prima Tour and Travel'.. Yap! Saya tebak, lelaki yang memegang kertas itu adalah pihak tour yang di pesan oleh agen travel kami yang berada di Medan untuk membawa dan menemani kami selama 10 hari di India. Yah.. Itulah awal perjumpaan dengan Mr. Deepak. Mr. Deepak adalah guide yang akan menemani kami selama berada di India. Dan yang cukup mengejutkan saya adalah, Deepak mampu berbahasa Mandarin! Sungguh memalukan, saya sendiri yang berada di kalangan Tionghua malah tak mampu berbahasa mandarin.. Kaciannnn!Then, Mr. Deepak menggiring kami menuju Bus yang telah di sediakan oleh pihak agen tour di India. Wow, busnya cukup nyaman dengan AC dan layar TV serta kursi yang nyaman pula. Setelah kami berada di dalam bus, selanjutnya adalah menuju lokasi pertama, apalagi kalau bukan sarapan pagi! Kami terutama saya, sudah tak sabar untuk mencicipi makanan khas India! Sekitar pukul 06.30, kami tiba di lokasi sarapan.. Saya bergegas masuk ke dalam restoran tersebut dan langsung melirik makanan yang sudah di sediakan, ternyata... tak ada roti cane maupun martabak telur kari, yang ada pagi itu adalah menu seperti biasa.. Yaitu nasi goreng, ubi rebus, buah-buahan, ayam goreng, kentang goreng, roti bakar dan mata saya langsung berkilau saat melihat ada satu makanan khas india, yaitu CAPATI !!! Capati semacam martabak, namun terbuat dari tepung biasa, berwarna putih dan cara memakannya adalah dengan menyiramkan kari diatasnya.. Wow. Nyummyyyy! Perfecto! Saya pun mengantri untuk mengambil makanan, setelah itu tak lupa saya makan dengan lahap. Yeah, jangan bertanya apakah enak atau tidak, karena semua makanan yang masuk ke dalam mulut saya, selalulah saya nilai sebagai sesuatu yang enak! Lhoooo, kok bisa??? Bisa! Karena saya membandingkannya bukan dengan makanan yang lebih enak, tetapi saya membandingkannya dengan makanan yang sudah tak layak makan, seperti roti yang berjamur, nasi goreng basi, dan sebagainya. Simple kan? itu adlah bentuk syukur yang selalu saya lakukan.Okay, back to the topic..Setelah selesai sarapan, kami berangkat menuju Agra, tempat dimana kami akan menginap. Perjalanan yang ditempuh sekitar 3 jam.. Selama perjalanan, mata saya tak berhenti melihat setiap sisi jalan yang saya lalui.. Dan, Mr. Deepak menunjukkan kepada kami India Gate.. India Gate adalah monumen nasional India yang terletak di jantung kota New Delhi, itu dirancang oleh Sir Edwin Lutyens. Ini memperingati 70.000 tentara India yang tewas berjuang untuk tentara Inggris selama Perang Dunia I. Memorial membawa nama lebih dari 13.516 tentara Inggris dan India tewas dalam Frontier Barat Laut dalam perang di Afghanistan tahun 1919. Sekitar pukul 10.30 kami tiba di Hotel tempat kami menginap, hotelnya cukup bagus dan bersih.. Setelah mengurus kunci kamar dan membawa barang-barang kami ke dalam kamar, saya pun mandi dan bersiap-siap untuk makan siang dan kembali berjalan-jalan di kota Agra itu. Kami makan siang sekitar pukul 11.00, menunya cukup bagus, walau sebenarnya kebanayakan adalah menu oriental.. Lagi-lagi saya bertemu nasi goreng, namun kali ini nasi goreng lebih enak karena ditambah dengan rempah-rempah khas india, lalu ada ayam goreng, terong goreng, wortel goreng, kari kentang, buah, puding dan saya bertemu lagi dengan CAPATI! Yuhuu.. Capati yang saya makan di hotel daerah Agra ini lebih lezat dari Capati yang saya makan sebagai sarapan di hotel New Delhi tadi pagi. Tapi intinya, tetaplah ENAK dan MAKNYOSSS!Setelah makan, saya memanjakan diri saya dengan bermalas-malasan di sofa yang ada terletak di Lobby hotel sambil memainkan Wi-Fi yang disediakan oleh pihak hotel.. Sekitar pukul 12.30 Kami pergi menuju Taj Mahal. Taj Mahal berdiri kokoh di Agra, sebuah kota kecil di Negara Bagian Utara Pradesh yang berjarak sekitar 200 kilometer di selatan New Delhi, India. Keindahan dan kemegahan Taj Mahal telah memberikan inspirasi kepada para seniman dalam melahirkan karya-karya terindahnya dalam berbagai bentuk. Cerita keabadian cinta yang mengilhami pembangunannya telah menarik pengunjung dari berbagai belahan dunia untuk menyaksikannya. Taj Mahal di kenal sebagai contoh karya arsitektur muslim India. Selain itu, Taj Mahal dikenang sebagai lambang cinta abadi Kaisar Shan Jahan untuk istrinya Mumtaz Mahal. Taj Mahal merupakan simbol cinta dan hasrat.Taj Mahal dibangun Kaisar Mogul ke lima itu antara tahun 1631-1648 untuk mengenang, Arjuman Bano Begum, atau lebih dikenal sebagai Mumtaz Mahal. Awalnya, Shan Jahan hanya menyebut masjid itu hanya sebagai makam Mumtaz Mahal, namun akhirnya berkembang menjadi Taj Mahal. Taj Mahal jika diterjemahkan berarti "Istana Mahkota", sebuah perluasan dari nama Mumtaz Mahal yang berasal dari Persia. Mumtaz Mahal meninggal di usia 39 tahun, ketika melahirkan anak ke-14 pada tahun 1631. Kematian Sang Permaisuri ini membuat Sang Raja begitu berduka. Sebelum meninggal, Mumtaz berpesan "ingin dibuatkan makam yang tak pernah disaksikan dunia sebelumnya untuk mengenangnya". Shah Jahan memerintahkan Ustaz Ahmad membentuk bangunan ini. Ustaz Ahmad mengumpulkan 20.000 orang pekerja yang terdiri daripada tukang batu, tukang emas, dan pengukir yang termasyhur dari seluruh dunia. Arsitek yang paling terampil, tatahan pengrajin, ahli kaligrafi, pemahat batu dan tukang batu datang dari seluruh India dan daerah yang jauh seperti Persia dan Turki. Master tukang batu itu dari Baghdab, seorang ahli dalam membangun kubah ganda dari Persia, dan seorang spesialis tatahan dari Delhi.Ya.. Begitulah kira-kira sedikit sejarah tentang Taj Mahal di India yang bisa saya ceritakan. Nah.. Setelah selesai berfoto-foto ria di Taj Mahal, kami pergi mengunjungi Agra Fort. Agra Fort awalnya sebuah benteng batu bata, yang diselenggarakan oleh Hindu Sikarwar Rajput .Disebutkan untuk pertama kalinya pada tahun 1080 M ketika kekuatan Ghaznavide merebutnya. Sikandar Lodi (1488-1517) adalah Sultan pertama Delhi yang bergeser ke Agra dan tinggal di benteng. Dia memerintah negara dari sini dan Agra diasumsikan pentingnya ibukota kedua. Dia meninggal di dalam benteng pada 1517 dan putranya, Ibrahim Lodi , memegangnya selama sembilan tahun sampai ia dikalahkan dan dibunuh di Panipat tahun 1526. Beberapa istana, sumur dan sebuah masjid yang dibangun oleh dia di benteng selama periode itu.Agra Fort, sebuah benteng batu pasir merah yang sangat besar di tepi Sungai Yamuna di pusat Agra. Benteng ini bukan hanya sebuah benteng militer, tetapi juga istana kekaisaran yang merupakan pusat kekuatan seluruh Kekaisaran Mogul. Kira-kira itulah yang saya ketahui mengenai Agra Fort.. Tetapi, walau sebenarnya saya datang untuk mengunjungi situs-situs Buddhis di India, rasanya perlu juga mengunjungi Taj Mahal dan Agra Fort sebagai ilmu pengetahuan tambahan.Di sekitar Taj Mahal dan Agra Fort, kita akan menemui banyak sekali pedagang miniatur atau oleh-oleh khas Agra dan Taj Mahal, untuk membeli kita harus pintar-pintar menawar, tawarlah 50% dari harga yang diberikan oleh penjualnya dan bertahanlah dengan harga yang anda sebutkan. Sekitar pukul 18.30 kami kembali ke Hotel untuk beristirahat karena keesokan harinya pukul 05.00 pagi waktu India, kami harus bertolak ke Sankassya. Apa itu Sankassya? Ada apa di Sankassya? Tunggu postingan selanjutnya.Regards, Erica Yin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar