Kadang-kadang dalam perjalanan banyak hal yang terjadi justru tidak berjalan sesuai yang direncanakan. Kami dihadapkan dengan gundukan di jalan, cuaca panas, cuaca dingin, hal-hal lucu maupun menyebalkan dan itu malah menjadi momen yang membuat perjalanan kami berkesan. Pada kesempatan lain, tidak ada yang dapat dilakukan kecuali duduk kembali, tertawa dan mengikuti arus. Saya suka cerita ini, pertama-tama karena mereka menunjukkan bagian yang kalah glamor dari perjalanan dan karena mereka adalah bagian penting dari perjalanan itu sendiri. Mereka mewakili tantangan, petualangan, sensasi. Pada dasarnya, semua traveler yang sesungguhnya akan mencari hal yang berada diluar comfort zonenya.
Some stories are incredibly funny, other are creepy or beautifully written, whilst some others are quite spicy (stay away if you are a prude). Tidak peduli betapa berbedanya mereka, mereka semua memiliki satu kesamaan, yaitu they made me laugh or chuckle a bit.
Here We Go!
Karena info yang diberikan teman-teman di Manado (yang kami kenal dari Couchsurfing), mereka bilang bahwa kalau kami mau menginap di penginapan yang ada di Tomohon, lebih baik yang reservasi hotel dilakukan oleh warga Negara Indonesia, kalau yang melakukan reservasi adalah bule maka harga kamar akan berbeda. Nah, karena kita tidak mau rugi, akhirnya kita berpura-pura deh! Kita melakukan reservasi dengan nama saya, karena Cas adalah warga Negara Belanda, jadi Cas harus rela menunggu di parkiran. Kebetulan saat itu kami pergi ke Tomohon ditemani oleh dua teman dari Manado, akhirnya kami berpura-pura seolah-olah kamar itu akan ditinggali oleh saya dan kedua teman dari Manado tersebut. Pengurus guesthouse terlihat cukup kaget saat malam hari melihat Cas didalam kamar. Tapi mereka tidak bisa berkata dan tidak bisa berbuat apa-apa. Wah, sedikit tricky yah! Hahaha.
Hal yang paling menyebalkan tapi lucu adalah, hampir 80% orang yang kami temui menganggap saya adalah tour guide yang di hire oleh Cas. Kami hanya bisa tertawa terbahak-bahak setiap mendengar pertanyaan, “Kamu itu tour guide dia?” atau sering juga orang yang ada di Bus umum mengatakan “Cewek itu juru bicara cowok bule itu.” Kami hanya bisa tertawa, namun terkadang juga mengklarifikasi bahwa saya bukan tour guide atau juru bicaranya Cas. Mungkin karena dalam perjalanan ini saya sering bertanya kepada penduduk dan menerjemahkannya kepada Cas, maka dianggaplah saya sebagai tour guide atau juru bicara. Cas jadi mirip presiden, ya? Cas punya juru bicara alias jubir! Hahaha.
Malu bertanya, sesat dijalan. Yes!!! Benar sekali! Karena kepo, over-confident dan sok tahu, kami menghabiskan waktu dan biaya yang seharusnya tidak perlu dihabiskan. Dari Tomohon, kami kembali ke Manado lalu ke Gorontalo karena kami harus ke Kotamubago untuk bisa sampai di Bogani Nani National Park. Saat perjalanan dari Manado ke Gorontalo, mobil yang kami tumpangi sempat berhenti disebuah restoran kecil untuk makan. Keesokan harinya saat perjalanan dari Gorontalo ke Kotamubago, mobil yang kami tumpangi juga berhenti di restoran yang sama. Ketika diselidiki, ternyata memang restorannya sama! Yang membuat saya makin kaget adalah, ternyata ada Bus dari Manado yang langsung ke Kotamubago tanpa harus ke Gorontalo dan jarak tempuhnya lebih cepat dibanding harus ke Gorontalo terlebih dulu. Busetttttt! Bukan Cuma badan yang sakit, hati juga sakit nih sodara-sodara! Hahaha. Si pemilik restoran itu juga pasti bingung dan dalam hatinya berkata, “Ini kan dua orang yang kemarin malam makan disini, kok hari ini kesini lagi? Bajunya juga belum ganti.” Pas tahu ada bus yang direct dari Manado ke Kotamubago, saya rasanya ingin ngamuk, karena capek dan habis waktu gara-gara ke Gorontalo. Tapi, nasi sudah menjadi bubur, tetapi untungnya walau sudah menjadi bubur, bubur itu masih bisa dinikmati. Makanya, jangan malu bertanya! Jalan-jalan kan loe!
Nyamuk! Yes! Makhluk kecil ini selalu berurusan dengan Cas dalam perjalanan kami. Cas mengatakan bahwa nyamuk adalah musuh sejatinya dan mereka tidak akan pernah bisa menjalin persahabatan sampai kapanpun!!! Biasanya, nyamuk-nyamuk malang ini tidak akan bertahan lebih dari lima menit setelah Cas menyadari keberadaan mereka. Cas tak segan untuk mengambil pose jongkok dan menunggu nyamuk-nyamuk malang itu keluar dari sarangnya, dengan sekali tepuk 'Plokkkkk!!!', maka berakhirlah kehidupan nyamuk itu. Walau saya sering sekali melarang Cas membunuh nyamuk-nyamuk malang itu, namun usaha saya juga sering tidak berhasil bahkan boleh dikatakan tidak pernah berhasil. Cas selalu sukses mengakhiri hidup mereka! Nyamuk yang malang!
Nyamuk! Yes! Makhluk kecil ini selalu berurusan dengan Cas dalam perjalanan kami. Cas mengatakan bahwa nyamuk adalah musuh sejatinya dan mereka tidak akan pernah bisa menjalin persahabatan sampai kapanpun!!! Biasanya, nyamuk-nyamuk malang ini tidak akan bertahan lebih dari lima menit setelah Cas menyadari keberadaan mereka. Cas tak segan untuk mengambil pose jongkok dan menunggu nyamuk-nyamuk malang itu keluar dari sarangnya, dengan sekali tepuk 'Plokkkkk!!!', maka berakhirlah kehidupan nyamuk itu. Walau saya sering sekali melarang Cas membunuh nyamuk-nyamuk malang itu, namun usaha saya juga sering tidak berhasil bahkan boleh dikatakan tidak pernah berhasil. Cas selalu sukses mengakhiri hidup mereka! Nyamuk yang malang!
Di Kotamubago, penderitaan belum selesai. Kami menitipkan baju kotor kami ke Laundry sebelum pergi ke Bogani Nani National Park, dan pihak laundry mengatakan bajunya bisa diambil 2 hari kemudian, tepat dengan kepulangan kami dari Bogani ke Kotamubago. Dan tahukah anda… Saat kami kembali, baju kami baru saja dicuci dan masih basah! Sedangkan keesokkan harinya, tepatnya besok subuh pukul 5.30 pagi, kami harus kembali ke Gorontalo dan melanjutkan perjalanan selama 13 jam didalam kapal ferry. Saya langsung marah dan ngomel-ngomel. Kami mondar-mandir mencari laundry yang bisa mengeringkan pakaian kami hari itu juga dan malam itu juga. Beruntung kami menemukan sebuah laundry yang bisa mengeringkan pakaian kami yang masih basah total itu dan kami harus membayar Rp.50.000 lagi untuk tambahannya. Mahal! Tapi, itu lebih baik daripada kami harus membawa baju basah itu selama seharian. Tapi, penderitaan belum berakhir walau laundry sudah ditemukan. Cas kehabisan stok celana! Dia sama sekali sudah tidak punya celana bersih yang bisa dipakai hari itu. Tas ranselnya yang berukuran 60L itu hanya berisi sekitar 5 kaos, 3 celana, beberapa boxer dan 1 celana panjang yang sudah sangat kotor bagian bawahnya karena trekking kedalam hutan beberapa waktu lalu. Aha! Saya ada ide! Akhirnya kami sulap celana panjang itu menjadi celana pendek selutut dengan pisau kecil, kami buang bagian bawah yang sangat kotor tersebut dan akhirnya… Tadaaa! Jadilah celana keren dengan model tidak rata dibagian lututnya. Hahaha. Guys, ternyata penderitaan lain muncul setelah kami tiba di kantor imigrasi di Maumere. Cas butuh celana panjang karena celana pendek tidak diperbolehkan untuk masuk kedalam kantor imigrasi. Hahahahahaha. Kami saling berpandangan lalu tertawa karena celana panjang satu-satunya sudah berubah jadi celana pendek yang keren. Akhirnya, dengan berat hati Cas harus membeli celana panjang baru untuk bisa masuk kedalam kantor imigrasi. Poor Cas!
Udara sejuk dan dingin di Desa Moni membuat kami overslept! Sebelum tidur, kami sudah membahas dengan pasti bahwa kami akan bangun pukul 4.00 pagi untuk mengejar sunrise di Danau Kelimutu. Walau kami sudah set alarm, tapi keesokan harinya kami tetap bangun kesiangan. Kami berdua tidak mendengar bunyi alarm sama sekali! Akhirnya, kami ketinggalan sunrise dan naik ke Danau Kelimutu pada pukul 8.00 pagi. What a day! Parahnya, hari itu juga kami harus kembali ke Maumere untuk mengambil visa dan langsung menuju ke Ende setelah selesai mengambil visa di Maumere. Ini adalah hari terpanjang, kami menghabiskan 7 jam didalam mobil.
Walau jalan Trans-Flores itu bagus, alias tidak berlubang, tetapi jangan mengira bahwa anda akan menyukai perjalanannya. Kepala anda akan cukup pusing karena jalan yang berkelok-kelok curam itu. Beberapa orang asli Flores yang kami temui didalam bus atau mobil bahkan masih muntah-muntah dan mabuk perjalanan, padahal mereka setiap hari menghadapi jalanan yang berkelok aduhai itu. Bagaimana dengan kami? Kami aman! Perut kami sangat kuat dan kepala kami juga tahan banting. Kami tidak pernah mabuk selama perjalanan darat, laut maupun udara. Yang bikin capek itu adalah jika supir merokok didalam mobil. Fiuh~
Kadang saya berharap saya bisa sedikit tumbuh lebih tinggi, tapi jika melihat kondisi Cas, saya bersyukur menjadi orang yang tingginya dibawah rata-rata. Dengan tinggi badan saya yang cuma 157cm, saya tidak menderita ketika harus duduk di bagian paling belakang sebuah bus atau mobil, sedangkan Cas? Ini adalah penderitaan! Kakinya yang super panjang itu tidak bisa digerakkan sama sekali, dan yang paling menyebalkan adalah dia selalu menaruh kakinya diatas kaki saya -.- Setiap Cas menatap dengan pandangan tak berdosa, saya sudah tahu bahwa ia meminta pertolongan untuk kaki panjangnya yang sedang menderita itu, karena hanya dengan meletakkan kakinya diatas kaki saya, dia baru bisa merasa nyaman dan bisa bergerak.
Sebagai seorang vegetarian yang melakukan perjalanan wisata dengan orang yang non vegetarian, saya tidak pernah berdebat soal makanan dengan Cas. Saya cukup senang dengan sifatnya yang kooperatif. Dia tetap bisa makan makanan kesukaannya yaitu AYAM dan saya tetap bisa makan makanan saya. Cas juga orang yang peduli, ia selalu bertanya kepada saya apakah makanan saya tersedia di restoran yang kami datangi, karena jika tidak, ia tidak akan ragu mengajak saya ke restoran yang lain. Jika orang-orang mengatakan bahwa seorang vegetarian akan kesulitan dalam mencari makanan vegetarian di Sulawesi dan Flores, harus saya katakan bahwa saya sama sekali tidak merasa sulit. Saya selalu memiliki pilihan makanan yang lezat setiap hari. Tahu, tempe, telur, sayuran hijau, buah, cookies, pancake, dan masih banyak lagi. Pokoknya, berat badan saya naik 3 kg sepulang dari perjalanan ini!
Di setiap kota yang kami kunjungi, kami selalu punya misi yang sama yang tidak boleh dilewatkan yaitu mencari Martabak, Bakwan dan Perkedel Jagung favorit kami. Kami tak akan bisa menahan godaan ketiga makanan itu. Es krim juga menjadi salah satu hal yang penting dalam perjalanan ini. Bisa dibayangkan, ketika kami lelah, kami selalu mengatakan “Aku ingin martabak dan bakwan yang enak sekarang.” Saya suka sekali Martabak coklat-kacang, sedangkan Cas menyukai Martabak dengan double coklat. Tak jarang kami berdua harus saling mempertahankan keinginan kami dan selalu berakhir dengan “double coklat”. Tak hanya itu, maps di telepon genggam saya sering digunakan untuk mencari keberadaan penjual martabak, seringkali kami tertipu – kedai martabaknya tutup alias tidak buka – tidak ada martabak! Padahal kadang kami rela datang walaupun jauh hanya demi martabak yang enak! Jauh-jauh kesana, ehh.. tutup! Sedih, kan?! >.<
Di Gili Laba, anda harus melakukan trekking jika ingin melihat keindahan Komodo National Park secara keseluruhan. Saat trekking, saya mengalami pusing dan mual yang cukup parah hingga kami harus berhenti sekitar 20 menit. Saya tidak pernah merasakan hal ini selama hidup saya. Kepala yang berat, badan yang dingin secara tiba-tiba dan pandangan yang tiba-tiba buram membuat saya sedikit takut kala itu. Perlu diketahui bahwa ketika kami melakukan trekking, posisi matahari saat itu berada tepat diatas kepala kami dan pendakian yang menanjak serta jalur yang berpasir menjadi tantangan berat. Kami melepaskan sandal agar tidak jatuh terpeleset dan berjalan sangat pelan sekali. Untuk pemandangan, jangan diragukan! Pemandangan yang bisa dilihat dari Gili Laba sangatlah indah dan mungkin itu adalah pemandangan terindah yang pernah saya lihat. Untung saja saya tidak menerima tawaran dari Cas untuk turun dan tidak melanjutkan perjalanan, tentu itu bukan Erica! Erica senang menantang dirinya hingga limit yang paling maksimal. Jika orang lain bisa melakukannya, kenapa saya harus menyerah? Keras kepala ya!
Diakhir perjalanan sailing trip, Cas kehilangan sandalnya! Saat itu hari sudah malam dan toko di Lombok rata-rata sudah tutup. Akhirnya, Cas baru membeli sandal ketika kami tiba di Bali. Sandal baru pertama dibeli pukul 11.00 siang, dan pukul 4.00 sore sandal itu robek, akhirnya ia membeli lagi sandal lainnya. Dalam sehari, Cas harus dua kali sandal jepit! Dasar Bule kaya!
Overall, yang paling berkesan diperjalanan ini yang kalau diingat bakal bikin saya tertawa adalah ekspresi Cas yang manyun ketika dijahili oleh saya. Saya senang mengulang kalimat yang dia ucapkan (Cas sangat kesal jika saya melakukan ini), saya juga senang memberikan dia ekspresi konyol tanpa alasan, saya juga senang mengusili dia (entah itu mendorong dia tanpa alasan, mencubit jika ia menyebalkan, ataupun pura-pura tidak tahu padahal saya tahu), itu semua menjadi kelucuan sendiri bagi perjalanan ini. Saya selalu mengatakan kepadanya kalau saya tidak akan menerjemahkan apa yang saya bicarakan dengan orang lokal setempat, padahal ia sedang menunggu saya untuk menerjemahkannya. Saya juga selalu menolak memberikan cemilan yang ada didalam kotak makan yang tersimpan didalam tas saya, sehingga terkadang adegan tarik-menarik tas harus terjadi. Kami sering tertawa hingga tak bisa berhenti, ketika kami mencoba untuk berhenti tertawa, kami akan saling berpandangan dan lalu mulai tertawa lagi. Yeah, we had a good laugh and a lot of fun for this trip, for sure, no doubt! Confirmed! Hahaha.
Our happiest moments as tourists always seem to come when we stumble upon one thing while in pursuit of something else!
More pics? Click on :
https://www.facebook.com/EriCaYiNz/media_set?set=a.1214954968529029.100000436137749&type=3
https://www.facebook.com/EriCaYiNz/media_set?set=a.1214954968529029.100000436137749&type=3
Read more stories? Click on :
1 komentar:
Betway review: get a huge welcome bonus up to C$1,000 and
New users can claim 동두천 출장마사지 an up 고양 출장안마 to 정읍 출장샵 C$1,000 matched deposit bonus with Betway. This is the best sign-up bonus for 진주 출장안마 new 구리 출장샵 players.
Posting Komentar