Kita semua bisa
mendapatkan inspirasi dari membaca cerita inspiratif, mendengarkan pembicara
inspiratif, berpartisipasi dalam dan kontribusi terhadap peristiwa inspirasi. Namun,
kali ini kita harus melihat ke dalam diri kita, sudahkah kita menjadi inspirasi
bagi oranglain? Kita bisa merasakan betapa energi satu orang bisa mempengaruhi
begitu banyak orang dengan kekuatan pribadinya. Orang atau pemimpin yang bisa
menginspirasi dan membawa perubahan memang akan selalu kita kenang. Inspirasi
mereka tidak hanya mengubah persepsi dan cara pikir orang di sekitarnya saja,
tapi juga dunia. Orang yang inspiratif seolah bisa merasuk dan menghipnotis
pikiran kita, sehingga kata-katanya teringat terus. Inspirasi yang kita terima,
membuat kita ingin mengembangkan diri, melakukan lebih dari keadaan sebelumnya.
Orang yang mampu
menginspirasi orang lain, tentunya mempunyai kekuatan ekstra. Seorang motivator
hebat sekalipun belum tentu dapat menginspirasi orang lain, namun jika kita
dapat menginspirasi orang lain maka sudah dapat dipastikan kita telah menjadi
motivator dalam hidup mereka. Luar biasa, bukan? Orang yang inspiratif akan mengajak
orang disekelilingnya untuk menyadari kenyataan bukan kabur dari kenyataan,
membuka mata lebar-lebar, sekaligus memberi alasan-alasan yang bisa diterima
agar tetap menjadi pribadi yang optimis. Itu sebabnya kita tidak mungkin
berhasil menginspirasi orang lain bila apa yang kita katakan tidak tercermin
dalam kehidupan pribadi kita. Seorang ahli mengatakan: ”If you really want to inspire others to do something then this
‘something’ should be a big part of your life.”
Kita butuh orang yang
bisa menginspirasi untuk melakukan perubahan dan mengambil tindakan nyata.
Setiap individu sebetulnya bisa menjadi orang yang inspiratif, tidak perlu
menunggu punya jabatan, jadi boss
ataupun menunggu usia menjadi tua dulu. Pernahkah kita berpikir bagaimana kita
bisa berguna bagi orang lain dan memberi inspirasi bagi orang lain?
Untuk bisa
menginspirasi orang lain, hal pertama yang perlu kita pertanyakan pada diri kita
sendiri adalah apakah diri kita sudah terinspirasi oleh pemikiran kita sendiri?
Banyak orang lebih sibuk melihat keluar sampai tidak pernah memikirkan apakah
ia sendiri mempunyai greget terhadap
satu prinsip, visi maupun misi tertentu. Orang bilang, semangat itu kadang naik
dan kadang turun, apakah semangat kita menjalani hidup juga demikian? Hidup
yang kita jalani bagai lautan yang kadang pasang dan kadang surut, namun itu
tak menjadi alasan untuk tidak menjadi inspirasi bagi orang di sekeliling kita.
Hidup yang kita jalani adalah sebuah pesan yang harus kita beritahu pada dunia,
maka kita memiliki tugas untuk menjadikan hidup kita sebagai inspirasi bagi
orang lain.
Makhluk di dunia ini
yang menginspirasi hidup saya adalah Sang Guru junjungan yang saya hormati juga
kagumi yaitu Buddha. Buddha menjadi sosok penting dalam hidup saya yang membuat
saya bertekad untuk menginspirasi orang-orang di sekitar saya. Buddha menjadi teladan sejati yang pernah saya
temui. Buddha terlahir dari dan sebagai manusia biasa, tumbuh sebagai manusia
biasa, berjuang untuk manusia biasa, mencapai keberhasilan sebagai manusia
biasa, dan membabarkan Kebenaran Sejati (Dhamma) sebagai manusia biasa..Ia
adalah manusia luar biasa yang pernah lahir ke dunia dan menjadikan dunia ini
lebih baik. Saya juga tentu berharap bisa menjadikan dunia ini lebih baik
dengan kehadiran saya di dunia ini. Kenyataan sejarah ini sungguh menakjubkan
dan memberikan arti penting dalam mengembalikan, mempertahankan, dan
meningkatkan nilai-nilai kemanusiaan, sehingga umat manusia tidak perlu
berkecil hati atau bahkan rendah diri karena terlahir sebagai manusia. Ini juga
memaparkan betapa mulia harkat dan martabat manusia di dunia ini.
Buddha mengajarkan apa
yang telah dilaksanakan dan melaksanakan apa yang diajarkan. Pendek kata,
selain mengajarkan teori, membabarkan ajaran kebenaran, Beliau juga memberikan
teladan bagi umat manusia. Kenyataan ini yang memperlihatkan bahwa Sang Buddha
adalah Teladan Sejati, Teladan Agung bagi keluarga, masyarakat, bangsa dan
negara serta bagi umat manusia. Betapa bangganya saya menjadi murid beliau! Teladan
Sejati yang telah ditunjukkan oleh Sang Buddha benar-benar memberikan inspirasi
bagi pengikut-Nya, terutama saya.
Keteladanan Sang Buddha
dan para siswa-Nya juga memberikan insprirasi kepada saya sebagai generasi
berikutnya kendati kemangkatan mutlak Sang Buddha sudah berlangsung berabad-abad
lamanya. Walaupun saya tidak melihat langsung keteladanan Beliau dalam arti
mengetahui berdasarkan riwayat dan ajaran yang telah diwariskan dalam Kitab
Suci Tipitaka, sejarah membuktikan bahwa seorang Teladan Sejati akan menciptakan
juga Teladan Sejati lainnya. Sepanjang ada keteladanan mulia yang dikenal umat
manusia, terdapat kemungkinan kemunculan Teladan Sejati yang lain. Saya
berharap, saya dapat menjadi teladan mulia bagi dunia ini, menjadi contoh baik
yang nyata untuk kehidupan ini. Sebagaimana diketahui bersama, kalau generasi
tidak memberikan teladan yang baik, sulit pulalah untuk melahirkan generasi
baru yang lebih baik. Sesungguhnya diri sendiri dituntut untuk memberikan
contoh, panutan, dan Teladan Sejati bagi generasi kemudian. Persoalannya
sekarang adalah mau bersungguh-sungguh atau tidak untuk mewujudkannya demi
kesejahteraan, dan kebahagiaan bersama.
“Dalam
menempuh kehidupan ini, manusia memang memerlukan contoh dan teladan yang baik.
Namun, agaknya sebagian besar dari mereka terlalu menuntut suatu keteladanan
dari orang lain. Sebetulnya, diri sendiri juga seharusnya dituntut untuk
memberikan teladan yang baik. Hal ini barangkali sering dilupakan dan diabaikan
orang.”
Salah satu pesan Buddha
yang menjadi inspirasi bagi saya untuk hidup berlandaskan cinta kasih,
toleransi dan melayani adalah sebuah pesan yang di sampaikan Buddha di dalam
Angguttara Nikaya, yakni “Mengembangkan kebajikan, dapatlah
dilakukan. Apabila tidak dapat dilakukan, Saya tidak akan menganjurkan engkau
untuk melakukannya. Tapi karena dapat dilakukan, Saya berkata padamu:
‘Kembangkan Kebajikan’. Apabila dengan mengembangkan kebajikan membawa
kehilangan dan kekesalan, Saya tidak akan menganjurkan untuk melakukannya. Tapi
karena itu mem bawa keberuntungan dan kebahagiaan, Saya menganjurkan engkau:
‘Kembangkan Kebajikan’.” (Anguttara Nikaya I:58).
Saya harus menyadari
bahwa kelambanan dalam berbuat kebajikan akan membuat pikiran bergembira dalam
kejahatan. Dengan demikian, saya harus
bergegas dalam berbuat kebajikan dan mencegah pikiran dari kejahatan. Apabila
telah telanjur berbuat jahat, seseorang hendaknya tidak mengulangi kejahatan
itu. Jangan pula membangkitkan kepuasan atas kejahatan itu. Sebab, penimbunan
kejahatan mengakibatkan penderitaan.
“Hiduplah
seperti kayu cendana yang selalu memberikan keharuman kepada setiap orang
didekatnya, bahkan ia tetap memberikan keharuman kepada orang yang memotongnya
dengan gergaji, bahkan kepada gergaji yang memotongnya”
Saya berusaha untuk
bisa hidup seperti pohon cendana yang memberikan keharuman. Atau seperti awan
yang memberikan hujan yang bermanfaat bagi semua makhluk. Kehidupan adalah
kehidupan yang sesungguhnya bagi insan yang dapat memberikan kehidupan bagi
insan lain. Dalam kegelapan malam yang tidak mempunyai sinar matahari yang
terang, saya ingin menjadi cahaya lilin yang dapat memberikan terang bagi diri
sendiri dan orang lain.
Menjadi inspirasi bagi
orang lain adalah hal terindah dalam hidup dan biarkan orang lain terinspirasi
akan apa yang kita kontribusikan untuk kehidupan! Ayo menjadi sosok inspiratif
bagi kehidupan!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar