Sabtu, 31 Januari 2015

Kebajikan Kecil Setiap Hari - Have You Been Kind Today?


Hai!
Sudah-kah kita melakukan satu kebajikan hari ini?
Atau kita masih betah menjadi penonton bagi mereka yang gemar berkebajikan?
Teringat kalimat inspratif dari seorang Menteri Perhubungan Republik Indonesia Ignasius Jonan yaitu, "Setiap orang berbuat satu kebaikan saja dalam satu hari maka dalam satu tahun kita akan berubah menjadi manusia yang lebih baik. Kalau mau aksi untuk Indonesia, berbuat baiklah satu kali saja sehari".

Sedangkan Dalai Lama mengatakan, “Agama saya sangat sederhana, agama saya adalah kebaikan”.

Tak peduli apakah kita adalah orang yang religious atau tidak, kebaikan tidak memandang agama dan dapat membawa kebahagiaan bagi si pembuat kebaikan. Luar biasa, bukan?
Kali ini saya ingin menceritakan betapa bahagianya jika kita dapat melakukan kebajikan setiap hari. Bukan besar atau kecil kebajikan yang membuat saya bahagia, tetapi setiap saya melakukan kebajikan, saya menyadari bahwa ternyata saya masih memiliki kesempatan untuk memberikan kebahagiaan bagi orang lain melalui aksi saya.

Dua bulan yang lalu, tepatnya 24 November 2014, ketika saya sedang duduk menatap sekeliling saya, terlintas dalam benak saya , “Bagaimana saya bisa melakukan kebajikan setiap hari?” Lalu, terlintas dalam benak saya untuk berdana makanan kepada Bhikkhu / Bhiksu setiap hari. “Hah? Setiap hari? Apakah mungkin? Apa nggak terlalu memaksakan diri?”

Sebagai umat Buddha, saya boleh dikatakan sangat religius dan yakin bahwa dengan melakukan kebaikan, saya akan mendapatkan sesuatu yang baik, walau sesuatu hal yang baik tak selalu datang dalam bentuk materi atau fisik, namun saya yakin batin pasti mendapatkan hal yang baik. Saya sangat memegang teguh prinsip tersebut. Bukan karena keegoisan, saya berniat menyokong kehidupan para Bhikkhu (Petapa/Ulama/Pendeta Buddhis/Pemuka Agama Buddha) disebabkan karena Bhikkhu adalah umat Buddha yang melepaskan diri dari kehidupan berkeluarga agar dapat mencapai kesucian dan sedang berlatih untuk mencapai kesucian dalam kehidupan sekarang ini. Salah satu aturan / peraturan para Bhikkhu adalah Bhikkhu tidak boleh makan lewat jam 12 siang karena hal itu sudah merupakan peraturan latihan yang harus diikuti oleh semua bhikkhu tanpa kecuali. Salah satu cara yang dianjurkan oleh Sang Buddha kepada umatnya dalam melakukan kebajikan dan baktinya kepada para Anggota Sangha adalah berdana makanan kepada Anggota Sangha. Berdana makanan dapat dilakukan oleh umat Buddha setiap hari yaitu pada pagi hari dan pada siang hari. Para Anggota Sangha / Bhikhu dalam kehidupannya sudah tidak lagi mencari nafkah untuk keperluan dirinya. Menjadi kewajiban bagi umat Buddha untuk menyokong kehidupan Anggota Sangha demi lestarinya Tiratana (Buddha, Dhamma, Sangha). Perlu kita ketahui tanpa adanya kesadaran dari umat, Anggota Sangha di dunia fana ini tidak akan dapat terus lestari untuk hidup pada jaman yang terus mengalami kemerosotan Dharma ini, hendaknya segenap upaya kita berusaha untuk tetap melestarikan tradisi Dharma yang telah diwariskan oleh Sang Buddha.

Pemberian dana makanan kepada para Bhikkhu/Bhikkhuni ini tidak sama dengan pemberian sedekah atau berdana kepada seorang pengemis, peminta-minta, dan sebagainya. Dalam Pindapatta ini seorang Bhikkhu/Bhikkhuni tidak boleh mengucapkan kata-kata meminta, tetapi umatlah yang secara sadar dan ikhlas, serta semangat bakti memberikan/ mendanakan makanan demi membantu kelangsungan kehidupan suci para anggota Sangha dan membantu kelangsungan serta melestarikan Buddha Dhamma itu sendiri. Bagi para Bhikkhu/ Bhikkhuni sendiri, pindapatta ini merupakan cara untuk melatih diri hidup sederhana/ prihatin, belajar menghargai pemberian orang lain, dan melatih Sati (perhatian/kesadaran murni), serta merenungkan bahwa fungsi utama makanan adalah untuk memenuhi kebutuhan badan jasmani agar tidak cepat sakit dan lapuk, bukan untuk kesenangan dan mencari kenikmatan. Sedangkan bagi umat Buddha, pindapatta ini merupakan ladang yang subur untuk menanam jasa kebajikan sebab berdana kepada Mereka yang menjalani kehidupan suci merupakan suatu berkah yang utama.

Saya mulai menjalankan tekad baik ini dengan mengajak beberapa kerabat dan sahabat baik untuk bersama-sama melakukan kebajikan. Luar biasa! Banyak sahabat-sahabat yang juga turut serta dalam melakukan kebajikan ini. Kami bersama-sama melakukan kebajikan ini dengan sukacita. Setiap pukul 10.30 kami datang ke salah satu vihara di kota Medan (Buddhist Meditation Centre) dimana vihara itu tinggal seorang Bhikkhu yang setiap hari menerima derma makanan dari umat. Kami membawa lauk dan sayur untuk di dermakan kepada Bhikkhu yang tinggal disana. Saya merasakan kebahagiaan yang luar biasa ketika melakukan derma ini, bukan hanya karena dapat berderma kepada Bhikkhu, namun karena teman-teman saya juga antusias melakukan kebajikan ini dan melihat banyak sekali umat Buddha yang juga turut serta setiap siang untuk menderma makanan kepada Bhikkhu. Luar biasa kebahagiaan ini! Merupakan kamma baik bisa menemukan sahabat-sahabat yang mendukung kita untuk berbuat baik. Sahabat-sahabat yang hadir untuk ikut berbuat kebajikan dan mendukung kita melakukan kebajikan adalah sahabat yang sebenarnya. Dalam lubuk hati saya yang terdalam, melihat mereka datang untuk bersama-sama melakukan kebajikan adalah pemandangan indah yang bisa saya lihat, bukan hanya ketika bersenang-senang mereka datang menghampiri tetapi ketika kita berbuat kebajikan pun mereka turut serta melakukannya. Inilah disebut sahabat.

Saya menyebutnya sebagai 'Sahabat Baik dan Kamma Baik', mereka adalah kamma baik saya yang berbuah di kehidupan ini, mereka adalah kebahagiaan yang bisa saya rasakan dikehidupan ini, bukan karena mereka bisa membuat saya tertawa bahagia namun mereka juga bisa membuat saya bersyukur. Tidak ada kata-kata yang bisa melukiskan syukur dan bahagia ini. Kehadiran kalian membawa kebahagiaan dan membuktikan bahwa sahabat baik yang tulus dan benar itu masih eksis di dunia ini. Mari kita terus melakukan kebajikan bersama-sama hingga suatu hari nanti kita akan bertemu dan kembali menjalin jodoh baik ini di kehidupan selanjutnya.

Walau kebajikan yang dilakukan kecil nilainya, saya yakin bila dilakukan terus menerus lama-lama akan menjadi kebajikan yang besar. Walau hanya air yang setetes demi setetes namun lama-lama akan penuh juga gelasnya. Lakukanlah kebajikan setiap hari, tak peduli apakah nilainya besar atau kecil, banyak atau sedikit, karena jikalau kita menunda mengerjakan suatu perbuatan baik maka ada kemungkinan kita malahan membatalkan niat melakukan perbuatan baik itu, pikiran memang mudah berubah. Pikiran yang baik bila diproses secara lambat malahan hasilnya kita tidak jadi melakukan perbuatan apa-apa. Oleh karena itu, kapankah kita melakukan perbuatan baik? Pada saat terpikir, pada saat itu juga! Tidak perlu menunggu waktu lagi, kalau kita masih hidup. Kalau sudah meninggal? Hilanglah kesempatan kita berbuat baik itu! Kebajikan hendaknya sering dilakukan. Artinya bukan berdana sekali seumur hidup dalam jumlah sebesar-besarnya kemudian tidak pernah melaksanakannya lagi. Itu keliru!

Berdana makanan berarti seseorang telah memberikan kelangsungan hidup, kesehatan dan kekuatan kepada orang lain.Karena itu bagi mereka yang berdana makanan kelak akan mendapatkan berkah usia panjang, kesehatan, kekuatan dan kecantikan. Dengan materi yang dimiliki seseorang dapat melakukan banyak kebajikan tetapi akan lebih baik apabila seseorang mampu memberikan waktu dan tenaganya untuk melakukan kebajikan. Buddha, Dhamma dan Sangha adalah ladang yang baik untuk menanam jasa pahala. Sebuah keberuntungan bagi seseorang yang mampu memberikan ketulusannya tidak hanya dalam bentuk materi tetapi juga waktu dan tenaga. Bukankah itu luar biasa?

Namun bagi saya pribadi ada hal yang lebih luar biasa daripada mendapatkan karma baik ataupun di cap sebagai orang baik. Saya menjadi manusia yang lebih baik karena saya melakukan kebajikan agar bakat untuk berbuat jahat menjadi berkurang. Kita semua memiliki bakat untuk berbuat jahat tanpa harus di suruh dan dilatih, bakat berbuat jahat sudah ada dalam diri kita, namun bila kita berusaha untuk melakukan kebajikan setiap saat, berarti kita telah mencegah bibit berbuat jahat itu untuk tidak muncul bahkan melenyapkan bibit tersebut. Bukankah itu adalah hal yang baik?
Saya banyak berubah semenjak sering berderma makanan karena setiap akan menderma makanan, para Bhikkhu menuntun kami untuk kembali mengulang sabda-sabda Sang Buddha melalui pembacaan Paritta yang biasanya hanya say abaca pada hari Minggu saja ketika kebaktian, namun sejak aktif berderma makanan, kini saya mengulang sabda Buddha setiap hari diikuti dengan pelaksanaan meditasi yang membuat batin lebih tenang.

Luar biasa, kawan!
Tujuan saya menuliskan artikel ini, bukan untuk membanggakan diri atau memamerkan kebajikan yang saya lakukan. Namun saya yakin, setelah anda membaca artikel ini pasti anda tergerak untuk melakukan kebajikan setiap hari, saya hanya ingin kita sama-sama menjadi orang yang baik, bukan hanya disebut orang baik saja! Karena Tidak salah dan tujuan mendapatkan hal yang baik adalah hal yang wajar. Tetapi sebenarnya ada tujuan yang lebih tinggi, yaitu kita melakukan kebajikan supaya menjadi orang baik!

Berbuat kebajikan apapun bentuknya, baik itu secara materi, memberikan derma kepada bhikkhu, bakti social, donor darah, menjadi relawan sosial, membersihkan vihara, gereja, mesjid ataupun pura, lakukanlah dengan penuh ketulusan agar bakat kita untuk berbuat jahat bisa berkurang. Kita tidak bisa menghilangkan bakat berbuat jahat dengan mendengar khotbah atau membaca buku saja. Kita harus praktek! Mempraktekkan apa yang kita dengar dan kita baca!
Semoga semangat melakukan kebajikan ini tidak pernah surut dan padam! Lakukanlah kebajikan dengan tulus dan sungguh-sungguh, maka kita akan menjadi sungguh-sungguh baik!
Ask yourself : “Have you been kind today?”




Buddhist Meditation Centre


Sharing Dharma Seusai Berderma Makanan


Buddhist Meditation Centre - Salah satu teman yang mulai aktif melakukan kebajikan!

Kelas Meditasi setiap hari 19.30 di Buddhist Meditation Centre Medan

Vihara Buddha Sujata Medan




Tidak ada komentar: