Selasa, 24 Maret 2015

EASY PEASY RECIPE!

I'm a 20-something foodie with a passion for cooking and a huge desire to show that living a healthy lifestyle can actually be easy and fun!

No matter how busy life gets, I do believe that eating healthy and delicious food is of the most important. I’ve covered what to make for breakfast and lunch if I'm short on time, but dinner can be the biggest challenge of all for the girl-on-the-go. I personally love to cook, but the truth is that sometimes life just gets in the way.


They taste good, they’re good for me, and most importantly they won’t leave me slaving over a hot stove for hours during the busy workweek. Check them out and let me know which one you’re going to try first! 


HAINAN CHICKEN RICE! 



Ingredients:
●1 ekor ayam utuh, sebaiknya ayam kampung.
● Garam kasar dan halus
● Jahe sebesar ibu jari 4 buah
● daun bawang potong 2 bagian
● sesame oil / mua yiu
● Beras 3 kaleng susu
● bawang putih 5 siung haluskan
● 5 siung bawang putih utuh
● Cabai merah 7 buah di haluskan
● Jeruk nipis 1 buah
● gula 1/2 sdt
● kecap asin 1 sdm
● bakso ikan dan tahu putih
● sawi putih
● minyak goreng bersih

Directions :
1. Untuk membersihkan ayam, dengan segelintir kecil garam kasar (ayamnya di scrub), menggosok ayam seluruh, menyingkirkan setiap kulit kasar dan kotoran. Bilas ayam dengan baik, di dalam dan di luar. Bumbui dengan garam di dalam dan luar. Isi perut ayam dengan irisan jahe dan daun bawang dan bawang putih utuh. Siapkan air panas hingga mendidih, setelah mendidih celupkan ayam kedalam sampai terendam semua selama 25-30 menit dengan api kecil. Lalu angkat dan tiriskan. Jangan lupa air di beri garam sedikit supaya enak.

2. Untuk memasak nasi: Tiriskan beras. Dalam wajan atau panci panas 2 sendok makan minyak goreng di atas api sedang-tinggi. Ketika panas, tambahkan jahe dan bawang putih dan goreng sampai dapur Anda baunya seperti surga. Tambahkan beras dan aduk selama 2 menit. Tambahkan sesame oil 2 sdm, dan garam, aduk rata. Kalau mau lebih enak, masukan 1 gelas kaldu sisa rebus ayam tadi. Lalu kukus nasinya.

3. Untuk membuat sambal: Haluskan cabai Anda saus bahan dalam blender hingga halus dan cerah merah, masukan sedikit bawang putih yang di haluskan dan jahe. Tambah sesame oil 1sdt, gula 1sdt, dan garam sedikit. Peras jeruk nipis untuk lebih nikmat.

4. Untuk membuat sup: sisa dari air rebusan ayam tadi di panaskan, masukan bakso ikan, tahu dan sawi putih. Tambahkan garam sedikit lalu masak sekitar 10 menit saja untuk soup.
Selamat mencoba!



KENTANG+UDANG SAMBAL DAUN JERUK




BAHAN DASAR1 :
1. Kentang dipotong Dadu, goreng hingga kuning emas
2. Udang yang sudah dibersihkan / boleh ganti Pete
3. Daun Jeruk direndam di air supaya lemas
4. Saus Tomat (Disarankan DelMonte)
5. Saus Sambal ABC
6. Gula Pasir
7. Asam Jawa, Rendam air panas (ukuran 1/4 cangkir)
8. Air Putih
9. Kecap Asin

CARA MEMBUAT BAHAN DASAR2 / SAMBAL UTAMA :
Bahan Utama selain Bahan Dasar1 adalah Sambal
1. Bawang Putih 1 siung (besar)
2. Bawang Merah 10 siung
3. Cabe Merah 10 Siung
4. Garam 1/4 Sdt
5. Air putih setengah dari bahan yg sudah dimasukkan.
6. Diblender sampai halus, ingat jangan terlalu encer
7. Dimasak dengan api kecil hingga mendidih
CARA :
1. Panaskan Minyak goreng (ukuran untuk tumis sayur)
2. Masukan 3 sensok Bahan Dasar2/Sambal Utama
Jangan takut kalo minyaknya percik2. Normal kok..
3. Masukan 1.5 sdm gula pasir
4. Saus Sambal ABC 4 sdm
5. 6 sdm Saus Tomat
7. Masukkan Daun Jeruk
8. Masukkan 3 Sdm Air Asam Jawa yg sudah di rendam
Tumis Hingga wangi
9. Masukan air secukupnya
10. Masukkan Udang, tumis Hingga Matang. Biasanya 1 menit sambil oseng-oseng
11. Masukin air dikit kalau memang diperlukan, karena biasanya akan kental .
12. Masukkan kentang yg sudah di goreng td, aduk hingga menyatu
13. Resep rahasianya, setelah semua menyatu, cocol kecap asin sedikit, aduk dan angkat.

Selamat Menikmati..


Chocolatechips Cookies

Bahan:
57 gram butter
57 gram shortening
50-60 gram gula pasir
256 gram tepung terigu segitiga biru
1 butir telur segar
1/2 sendok teh vanilla extract
2 sendok makan susu bubuk
3/4 sendok teh bakin soda
Sedikit garam
Chocolate chips sesuka hati

Cara membuat:
1. Mixer butter, shortening, dan gula sampai lembut.
2. Masukkan telur, vanilla extract, dan susu. Aduk kembali.
3. Masukkan baking soda dan garam.
4. Boleh tambahkan ovomaltine/nutella/skippy/selai coklat ke dalam adonan sebelum memasukkan tepung ke dalam adonan. Banyaknya ovomaltine boleh ditentukan sendiri.
5. Masukkan tepung terigu. Aduk adonan dengan tangan. Adonan jangan dilipat. Diaduk saja, seperti gerakan mencubit-cubit.
6. Setelah selesai, masukkan chocolate chip sesuka hati.
7. Panggang dalam oven yang sebelumnya sudah dipanaskan 170-180°C. Panggang selama 13-15 menit dijaga agar tidak gosong ya.


Basil Green Curry ala Thai!

I'm not a fanatic fans of thai food. So far, belum ada thai food di cafe2 or restaurant2 yg cocok dgn mulutku. So, I'm trying to make this thai food by myself.
Easy easy easy. Quick quick quick.
25mins prep only.

1sdm minyak sayur, olive oil.
5 siung bw merah iris
1,5 sdm teh pasta curry thailand yg wrn hijau
1gelas aqua cup santan tawar.
2sdm kecap ikan
Dada ayam boneless potong dadu.
Paprika merah (jika suka)
Daun kemangi secukupnya
2sdm perasan jeruk nipis
Potongan jeruk nipis sbg garnish
Basil kering. Bisa beli di food gourmat.

Cara :
Panaskan minyak, tumis bawang merah dan curry paste sampai wangi. Masukan santan tawar. Bagi yg tdk suka santan, boleh ganti dengan susu. Masukan kecap ikan. Masak hingga mendidih. Masukan ayam dan paprika. Masak sampai mendidih. Masukan basil kering secukupnya hingga wangi. Lalu tambahkan perasan air jeruk nipis. Masak 3menit lalu tambahkan sedikit garam dan pepper.
Setelah mendidih dan wangi, masukan ke dalam mangkuk yang sudah diberi kemangi. Tambahkan potongan jeruk nipis/lemon spy terlihat cantik dan fresh.

Chicken and Rice Bake! 


Delicious one dish meal thats easy to clean up!!!

Untuk nasi goreng :
Nasi putih 1 piring
Saus tiram
Bawang putih
Bawang bombay
Paprika (jika suka)
Merica
Garam
Olive oil utk menumis
Button mushrooms di potong 2 bagian

Utk ayam :
Fillet dada ayam (cubed)
Tepung roti
Telur 1 butir kocok lepas.

Tambahan ;
Mozzarella cheese
Cheddar cheese
Saus tomat

Directions :
1. Buat nasi goreng. Banyakin bawang bombay supaya nasinya wangi. Makin wangi makin enak. Hahaha

2. Untuk ayamnya.. di goreng ya. Bikin seperti nugget. Lumuri dulu ke telur then tepung roti. Goreng kering.

3. Setelah itu, ambil wadah tahan panas or use alumnium tray. Masukan nasi goreng tadi ke dalam wadah, diatas nasi goreng letakin ayam yg udah di goreng tadi. Lalu tambahkan sedikit saus tomat dan  keju diatas ayam goreng. Panggang di oven suhu 200 celcius selama 20mins or until all the chesse melted and slightly browned. Kalo mau lebih menarik.. tambahin daun parsley utk garnishing. Hehehe..
Selamat mencoba!


Ayam Goreng Wijen


Bahan:
- ayam di potong dadu/tipis
- sedikit garam
- char siew sauce
- madu
- biji wijen disangrai

Cara membuat:
1. Bumbui ayam dengan garam. Deep fry/goreng sampai garing.
2. Panaskan sedikit minyak di teflon. Masukkan ayam yg sudah digoreng lalu tambahkan char siew sauce dan madu sampai permukaan ayamnya terlumuri bumbu. Kalau mau lebih manis boleh ditambah. Aduk2 sampai bumbunya meleleh.
3. Terakhir, masukkan biji wijen. Dan aduk2 sebentar.


Banana Pancake


Bahan:
- 1 buah pisang yg besar yg sudah lembek
- 2 butir telur
- tepung almond/instant oatmeal

Cara membuat:
1. Blender atau hancurkan pisang dengan garpu sampai halus. Tambahkan telur dan tepung almond/instant oatmeal. Aduk rata
2. Panggang diatas teflon. Kalau mau sehat pakai olive oil, bisa pakai butter atau mentega. Sesuai selera.
3. Tambahkan selai atau buah lainnya sesuka hati.

Note: kalau nggak pakai tepung almond/instant oatmeal juga bisa. Resep ini cocok untuk yang lagi menjalankan healthy lifestyle :D


Sesame Ginger Chicken


Easy! 20 mins only.

Ingredients : 
1 sdm sesame oil
1/2 ekor ayam (kampung or kalasan)
4sdm kecap manis
1sdm brown sugar
Jahe sebesar ibu jari di iris/cincang
4 siung bawang putih cincang
1sdm maizena larutkan pake cold water
Garam
Merica

Directions :
1.  Panaskan teflon, masukan minyak goreng. Masak ayam sekitar 5 menit sampe keemasan. Kalau mau matang enak, kukus dulu ayamnya. Ntar keluar kaldunya bisa untuk penyedap loh. Lebih enak. Cuma agak lama masaknya.

2. Tumis bawang putih, jahe, sesame oil, kecap dan brown sugar kasih sedikit air sekitar 1/2 aqua cup. Aduk rata lalu masukin ayamnya.  Masak sampe lunak ayamnya. Larutan maizena sedikit sampai kental. Kalau enggak suka kental, nggak perlu pakai maizena.
Selamat mencoba! 


Kung Pao Chicken Recipe!

Cook time : 10 mins
Prep time : 10 mins
Serve for 3 - 4 person.


Ingredients :
● 1/2kg dada ayam tanpa tulang and kulit potong dadu
● minyak sayur/olive oil
● 4 siung bw putih cincang
● Paprika
● merica
● jahe segar cincang
● sangrai cashew lalu cincang

Sauce Marinade Untuk Memijat Ayam:
● kecap manis
● 2sdt chinese rice wine / white wine
● 2sdt maizena / cornstarch
● 1sdt black paper
Campur smua bahan ke dlm larutan maizena lalu aduk sampai rata

Sauce Tumisan Kungpao :
● 1sdm cuka hitam
● kaldu ayam
● 2sdm gula pasir
● 3sdm kecap manis
● 2sdm maizena
● 1sdt sesame oil

Ini juga di campur smua dalam larutan maizena sampai rata.

Instructions :
1. Berikan pijatan maut untuk ayam dengan bumbu marinade selama 1 menit. Lalu biarkan bumbu meresap selama 10 menit.

2. Panaskan wajan sampe keluar asap kayak dari botol aladin. Then, masukan paprika dan merica. Aduk sampai rata sebentar lalu masukan irisan cabe. Setelah itu masukin ayam yang sudah di rendam bumbu tadi. Setelah ayam kelihatan matang, baru masukan jahe dan bw.putih. masak selama 2 menitan aja ya setelah jahe dan bawang dimasukan. Setelah itu, masukan sauce tumisan kungpao sambil diaduk aduk bentar. Setelah matang semua, silahkan masukan cincangan cashew yg udh di sangrai. Masak selama 1 menit lagi. Then angkat segera.

Home version is better than restaurant! Enjoy!







Rabu, 18 Maret 2015

The Avangers! GURU--->> Para Pahlawan Tanpa Tanda Jasa Yang Tersebar Dimana-Mana!

Dunia pendidikan saat ini sudah jauh berbeda dengan zaman dahulu, zaman dulu banyak orang yang tidak  mau jadi guru, karena guru zaman dulu adalah pengabdian yang sebenarnya. Banyak guru yang hidupnya serba tidak berkecukupan tapi mereka tetap bertahan dengan profesinya sebagai guru, karena tugas guru dianggap sebagai tugas mulia yang tidak bisa diukur dengan uang. Apresiasi terhadap peran guru masih sangat rendah pada zaman dahulu. Profil guru melulu dikenal sebagai sosok yang serba sederhana. Pakaian sederhana, rumah sederhana, makan sederhana, semuanya serba sederhana. Hal tersebut terdapat hubungan dengan masalah gaji guru pada saat itu yang dikatakan sangat rendah. Apresiasi terhadap peran guru dikaitkan dengan gaji memang cukup relevan. Sebab pada saat itu, tugas guru tidaklah mudah seperti saat ini. namun gaji guru sangat kecil dibanding dengan gaji profesi-profesi lain.

Pendidikan di Indonesia belum mengalami pemerataan pendidikan, artinya masih banyak daerah – daerah terpencil di Indonesia yang kekurangan guru. Padahal kita ketahui gurulah yang akan mengubah paradigma siswa yang tidak paham menjadi paham, yang tidak tahu menjadi tahu, yang tidak mengerti menjadi mengerti. Dengan kata lain tanpa kehadiran guru, profesi – profesi lain tidak akan berkembang. Istilah kerennya, “Teaching is the one profession that creates all other professions! Teachers touch the future!”

Dengan kondisi yang demikian memotivasi saya untuk mengabdikan diri sebagai guru karena pengabdian guru didasari semangat pengabdian memanusiakan manusia yang merupakan pondasi pendidikan kita. Kualitas guru adalah bagaimana guru mengabdi, bagaimana cara guru mencintai profesinya. Ketika guru mencintai profesinya, maka pengabdiannya akan seluruhnya diberikan pada siswa – siswanya, akan dilakukan yang terbaik yang mampu dilakukan oleh guru tersebut. Guru hidup untuk memberi dan tidak meminta apapun sebagai ganti dari apa yang telah diberikannya kepada kita, kepada anak didiknya, mereka hanya ingin kita menerima, mengingat dan memanfaatkan apa yang ia berikan kepada kita agar kita menjadi pribadi-pribadi yang berguna bagi bangsa dan negara.

Ungkapan guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa ini sudah sangat biasa didengungkan sejak dulu. Guru selama ini adalah figur yang dianggap sebagai pencetak orang-orang hebat. Seorang profesor jenius, seorang musisi hebat, seorang presiden dianggap lahir oleh karena jasa guru. Sebab guru adalah seseorang yang mendidik orang-orang hebat tersebut menjadi sukses. Guru, sebuah pengabdian mulia untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Sosok-sosok yang tak kenal lelah membantu memperjuangkan cita-cita anak didiknya. Sosok-sosok yang mengarahkan kita pada jalan-jalan yang lebih terang menuju masa depan kita. Tanpa seorang guru tidak akan ada yang namanya presiden, tidak akan ada yang disebut professor, tidak akan ada yang berhasil menduduki jabatan menteri. Bagaimanapun juga guru adalah pekerjaan yang sangat mulia dan oleh karena itu sudah sepantasnya kita tidak melupakan jasa-jasa mereka. Dalam hidup ini ada yang namanya mantan istri, mantan pacar, mantan presiden, mantan menteri dan lain sebagainya tetapi tidak akan pernah ada yang namanya mantan guru.

Ketika memutuskan untuk menjadi seorang guru, pada mulanya banyak yang menentang, namun tak bisa dipungkiri bahwa menjadi guru karena panggilan nurani jauh lebih baik daripada sekedar menjadikan guru sebagai profesi. Saya mengabdikan diri berdasarkan panggilan jiwa maupun hati nurani bukan karena tuntutan material belaka. Menjadi guru berdasarkan tuntutan pekerjaan adalah suatu perbuatan yang mudah, namun menjadi guru berdasarkan panggilan jiwa tidaklah mudah. Guru lebih banyak dituntut sebagai suatu pengabdian kepada anak didik daripada karena tuntutan pekerjaan dan materi.

Oleh karena itu, wajarlah bila dikatakan guru adalah cerminan pribadi yang mulia karena figur guru dengan segala kemuliaannya yang mengabdikan diri berdasarkan panggilan jiwa, bukan karena pekerjaan sampingan. Guru tidak hanya sebagai suatu profesi, tetapi juga sebagai suatu tugas kemanusiaan dan kemasyarakatan. Kepribadian guru akan tercermin dalam sikap dan perbuatannya dalam membina anak didik. Dengan keteladanannya, guru harus memiliki kepribadian yang dapat dijadikan profil dan idola. Seluruh kehidupannya adalah figur yang tak lapuk dimakan usia. Itulah kesan terhadap guru sebagai sosok yang ideal.

Guru ideal adalah sosok guru yang menyisihkan waktunya demi kepentingan anak didik, membimbing, mendengarkan keluhan, menasihati, membantu kesulitan anak didik dalam segala hal yang bias menghambat aktivitas belajarnya. Guru juga berbicara dan bersenda gurau dengan anak–anak di sekolah. Jadi, bukan hanya duduk di kantor dengan sesama guru, tidak membuat jarak dengan anak didik, dan juga bukan merendahkan harga diri anak didik.

Menjadi guru Agama Buddha di sebuah lembaga pendidikan formal seperti sekolah, mengharuskan saya untuk bangun lebih pagi dari pegawai kantoran biasanya. Saya harus keluar dari rumah sekitar pukul 06.30 pagi agar tidak terlambat tiba di sekolah. Saya tidak pernah merasa lelah untuk mengabdi. Yang terpenting bagi saya bagaimana saya bisa menularkan ilmu pengetahuan kepada siswa-siswa saya dan membuat siswanya mencintai serta menghayati ajaran agama dengan baik seperti yang saya lakukan selama ini.

“Engkau patriot pahlawan bangsa, Tanpa tanda jasa.."

Kutipan diatas adalah lyrik terakhir pada lagu 'Hymne Guru'. Sebuah lagu yang dipopulerkan oleh R Sartono dan menjadi lagu Wajib Nasional. Dipersembahkan untuk para guru karena dipandang sebagai sosok pahlawan yang tak pernah dihargai perjuangannya. Sosok guru adalah figur yang mengajar tanpa kenal lelah, berjalan kaki, naik turun gunung, kadang naik sepeda, tanpa minta dihargai dan tanpa berharap lebih. Semua dilakukan dengan hati yang tulus dan ikhlas. Keinginan-nya hanya satu mencerdaskan setiap anak didik yang diajarnya. Mengabdi untuk masyarakat, bangsa dan negara tanpa pamrih. Bukankah keinginan mereka ini sungguh mulia dan hebat? Layaknya  para superhero dalam The Avangers, para pahlawan tanpa tanda jasa ini pun tersebar dimana-mana, tanpa terlihat oleh masyarakat umum. 








Reuni Kelas Yang Tak Terlupakan!

Akhir Februari lalu, saya berkunjung ke Jakarta untuk menghadiri sebuah acara penting bagi saya. Acara ini terselenggara berkat seorang teman yang berusaha mencari keberadaan kami setelah 10 tahun tak berjumpa. Jika di pikir-pikir, hebat sekali teman saya ini, ia dapat mengumpulkan teman-teman yang sudah puluhan tahun tak berjumpa, yang kita pikir sudah hilang ditelan bumi, tiba-tiba dalam hitungan minggu atau bulan saja, sudah  ditemukan, bahkan sudah bisa kontak lagi. Ini benar-benar sebuah keajaban! Terima kasih juga kepada kecanggihan dunia maya yang membuat segalanya lebih mudah dari yang dibayangkan, membuat teman-teman yang lama menghilang bisa ditemukan di dalam dunia maya hingga akhirnya bertemu secara nyata tepat pada 28 Februari 2015 silam.

Bicara tentang reuni kelas, biasanya dalam acara reuni ini para alumni akan mengingat kembali atau bernostalgia tentang hari-hari sekolah mereka dulu, dengan detail mengingat teman-teman yang suka usil, dan bercerita tentang apa yang terjadi dengan masing-masing mereka sejak berpisah dan terpencar-pencar. Selalu ada perasaan yang sama saat kita menghadiri acara reuni, yaitu perasaan bahagia ketika rindu terobati, saat akhirnya dapat berjumpa lagi dengan sahabat tercinta yang telah hilang bertahun-tahun. Rasa haru biru yang menyelinap di hati saat menyalami Bapak dan Ibu Guru yang sudah sepuh, juga suasana nostalgia yang begitu melenakan.

Saat bertemu dengan teman-teman SD yang sebagian terlihat sudah menggendong anak, saya merasa sangat bahagia. Tak butuh waktu yang lama untuk kembali akrab seperti masa-masa sekolah dulu. Saat pertemuan itu terjadi, Apa yang pertama kali ditanyakan di acara reuni?  
Apakah pertanyaan seputar : Sekarang tinggal dimana? Sudah married? Anaknya sudah berapa? Udah punya pacar belum? Kerja apa sekarang? Kuliah sudah kelar, belum? Mungkin terdengar seperti pertanyaan itu biasa saja, basa-basi  normal yang acap kali terlontar dalam setiap pergaulan.
Saya tidak dalam kapasitas menilai acara reuni yang sedang saya hadiri, karena saya sangat menghargai teman-teman yang sudah bersusah payah menyelenggarakan acara ini, dan saya sangat menghormati teman-teman saya. Di luar, banyak sekali acara reuni yang digelar dengan megah di hotel mewah berbintang dengan acara yang luar biasa serta makanan minuman enak melimpah. Namun, kami menggelar acara reuni ini dengan sederhana. Kami menyelenggarakan di sekolah dimana kami mengenyam pendidikan dulu. Sederhana namun terasa hangat dan akrab.
Kami memasuki kelas dimana dulu kami duduk didalamnya, saya sungguh terharu dengan acara reuni kelas ini walau tidak semua teman-teman hadir dalam reuni ini. Bukan hanya bertemu dengan teman-teman, saya juga berjumpa dengan Bapak Ibu  guru mengajar saya ketika saya masih duduk dibangku sekolah dasar. Banyak guru yang sudah tidak lagi mengabdi di sekolah tersebut, adapula sebagian yang telah meninggal dunia. Saya bersyukur masih bisa bertemu dua orang guru yang masih mengabdi di sekolah ini dan kedua guru ini juga masih mengingat saya dengan baik.

Beliau adalah Bu Ayat yang merupakan wali kelas saya ketika saya duduk di kelas 2 SD dan Bu Cucu yang merupakan guru agama Islam di sekolah ini. Kedua guru ini mengingat nama saya dengan baik dan mereka cukup tercengang dengan perubahan fisik saya saat ini. Ketika saya masih duduk di bangku Sekolah Dasar, saya adalah seorang anak perempuan yang berbadan besar dan sering diejek oleh teman-teman. Kedua guru saya ini tercengang melihat saya tumbuh menjadi wanita muda yang jauh berbeda dari masa kecil saya.



Setelah acara ramah tamah bersama guru-guru di dalam kelas, kami berfoto-foto bersama guru-guru sembari bercerita tentang diri kami sekarang ini. Bu Ayat terlihat bangga ketika saya bercerita bahwa saat ini saya menjadi seorang guru, karena diantara teman-teman yang lain hanya saya sendiri yang mengambil profesi menjadi guru.  Saya masih ingat betul pesan Bu Ayat kepada kami, bahwa kami harus menjadi pribadi yang jujur sebagai manusia yang bermoral. Jikalau kelak kami menjadi seorang aparat Negara, beliau berharap kami menjadi orang yang ‘bersih’ dan jujur dalam menjalankan tugas kami. Bu Ayat memberikan kami banyak wejangan penting agar kami menjadi manusia bermoral dalam kehidupan ini. Saya tersentuh dan terharu karena beliau masih menyayangi kami dengan memberikan nasehat sembari mengusap-usap bahu kami.

Guru adalah pekerjaan yang mulia karena menciptakan sumber daya manusia yang hebat. Saya bisa menulis artikel saat inipun adalah karena jasa guru yang dengan telaten memberikan cara menulis kepada saya dan juga mengajarkan cara membaca untuk saya. Karena gurulah saya, anda dan kita semua bisa menjadi seperti sekarang. Ada yang menjadi pedagang. Pedagang pasti akan selalu berkutat dengan dunia hitung menghitung. Jadi ingatlah guru Matematika. Merekalah yang mengajarkan anda bagaimana menjumlah, mengalikan, membagi, mengurangkan dan lain-lain. Maka karena perhitungan yang tepat di dalam berdagang, maka anda bisa untung. Kemudian, ada yang menjadi blogger, seperti kita-kita ini. Apa yang patut diingat dari guru dengan menjadi blogger? Dunia blogger pasti tidak akan terlepas dari dua aktivitas, yaitu menulis dan membaca. Tidak ingatkah kita bahwa kita bisa membaca dan menulis karena jasa guru? Waktu itu ketika TK, SD, SMP, SMA bahkan Kuliah, guru kita dengan telaten mengajarkan bagaimana langkah-langkah menulis dan membaca. Hingga akhirnya kita bisa membaca dan juga  menulis.

Reuni kelas ini berlangsung dua hari dan terasa sangat begitu singkat. Berkumpul saat ini adalah awal persahabatan kami semua yang sempat terputus oleh jarak dan waktu. Saya percaya waktu akan mempertemukan kami kembali di kemudian hari. Hari ini adalah kenangan yang tak terlupakan dan pantas untuk dikenang selamanya. Sebuah kisah klasik untuk masa depan dan tetap jaga persahabatan ini sampai kapan pun.




Sebagian dari teman-temanku sudah menggendong anak dan menikah!

Hari ke-2 Reuni - Menginap di Bedeng

Selfie sebelum berpisah 

Ingatlah hari ini!

Plakat sebagai kenang-kenangan untuk sekolah kami

Bersama salah satu sahabat SD (Abdul Hafid) dan wali kelas 2 SD kami dulu (Bu Ayat)

Sahabat baik ketika SD - Siti Nurul Fadilani


Saat ini sekolah kami sudah bagus bangunannya. Ketika kami bersekolah dulu, bangunannya tidak layak bahkan teman kami pernah terluka karena tertimpa bangunan yang roboh

Menghadiri pernikahan teman SD kami

Rendi Agmaya (kiri) salah satu teman sekelas yang dulunya cukup menyebalkan dan Denny Maulana (Kanan) Si Jahil yang tidak berubah hingga sekarang!


Tak menyangka akan sedekat ini setelah 10 tahun tak bertemu!

Ibu Cucu, Salah satu guru Agama Islam di SD tempat kami bersekolah.

Selasa, 17 Maret 2015

Terinspirasi dan Menginspirasi!

Kita semua bisa mendapatkan inspirasi dari membaca cerita inspiratif, mendengarkan pembicara inspiratif, berpartisipasi dalam dan kontribusi terhadap peristiwa inspirasi. Namun, kali ini kita harus melihat ke dalam diri kita, sudahkah kita menjadi inspirasi bagi oranglain? Kita bisa merasakan betapa energi satu orang bisa mempengaruhi begitu banyak orang dengan kekuatan pribadinya. Orang atau pemimpin yang bisa menginspirasi dan membawa perubahan memang akan selalu kita kenang. Inspirasi mereka tidak hanya mengubah persepsi dan cara pikir orang di sekitarnya saja, tapi juga dunia. Orang yang inspiratif seolah bisa merasuk dan menghipnotis pikiran kita, sehingga kata-katanya teringat terus. Inspirasi yang kita terima, membuat kita ingin mengembangkan diri, melakukan lebih dari keadaan sebelumnya.

Orang yang mampu menginspirasi orang lain, tentunya mempunyai kekuatan ekstra. Seorang motivator hebat sekalipun belum tentu dapat menginspirasi orang lain, namun jika kita dapat menginspirasi orang lain maka sudah dapat dipastikan kita telah menjadi motivator dalam hidup mereka. Luar biasa, bukan? Orang yang inspiratif akan mengajak orang disekelilingnya untuk menyadari kenyataan bukan kabur  dari kenyataan, membuka mata lebar-lebar, sekaligus memberi alasan-alasan yang bisa diterima agar tetap menjadi pribadi yang optimis. Itu sebabnya kita tidak mungkin berhasil menginspirasi orang lain bila apa yang kita katakan tidak tercermin dalam kehidupan pribadi kita. Seorang ahli mengatakan: ”If you really want to inspire others to do something then this ‘something’ should be a big part of your life.”

Kita butuh orang yang bisa menginspirasi untuk melakukan perubahan dan mengambil tindakan nyata. Setiap individu sebetulnya bisa menjadi orang yang inspiratif, tidak perlu menunggu punya jabatan, jadi boss ataupun menunggu usia menjadi tua dulu. Pernahkah kita berpikir bagaimana kita bisa berguna bagi orang lain dan memberi inspirasi bagi orang lain?

Untuk bisa menginspirasi orang lain, hal pertama yang perlu kita pertanyakan pada diri kita sendiri adalah apakah diri kita sudah terinspirasi oleh pemikiran kita sendiri? Banyak orang lebih sibuk melihat keluar sampai tidak pernah memikirkan apakah ia sendiri mempunyai greget terhadap satu prinsip, visi maupun misi tertentu. Orang bilang, semangat itu kadang naik dan kadang turun, apakah semangat kita menjalani hidup juga demikian? Hidup yang kita jalani bagai lautan yang kadang pasang dan kadang surut, namun itu tak menjadi alasan untuk tidak menjadi inspirasi bagi orang di sekeliling kita. Hidup yang kita jalani adalah sebuah pesan yang harus kita beritahu pada dunia, maka kita memiliki tugas untuk menjadikan hidup kita sebagai inspirasi bagi orang lain.

Makhluk di dunia ini yang menginspirasi hidup saya adalah Sang Guru junjungan yang saya hormati juga kagumi yaitu Buddha. Buddha menjadi sosok penting dalam hidup saya yang membuat saya bertekad untuk menginspirasi orang-orang di sekitar saya.  Buddha menjadi teladan sejati yang pernah saya temui. Buddha terlahir dari dan sebagai manusia biasa, tumbuh sebagai manusia biasa, berjuang untuk manusia biasa, mencapai keberhasilan sebagai manusia biasa, dan membabarkan Kebenaran Sejati (Dhamma) sebagai manusia biasa..Ia adalah manusia luar biasa yang pernah lahir ke dunia dan menjadikan dunia ini lebih baik. Saya juga tentu berharap bisa menjadikan dunia ini lebih baik dengan kehadiran saya di dunia ini. Kenyataan sejarah ini sungguh menakjubkan dan memberikan arti penting dalam mengembalikan, mempertahankan, dan meningkatkan nilai-nilai kemanusiaan, sehingga umat manusia tidak perlu berkecil hati atau bahkan rendah diri karena terlahir sebagai manusia. Ini juga memaparkan betapa mulia harkat dan martabat manusia di dunia ini.

Buddha mengajarkan apa yang telah dilaksanakan dan melaksanakan apa yang diajarkan. Pendek kata, selain mengajarkan teori, membabarkan ajaran kebenaran, Beliau juga memberikan teladan bagi umat manusia. Kenyataan ini yang memperlihatkan bahwa Sang Buddha adalah Teladan Sejati, Teladan Agung bagi keluarga, masyarakat, bangsa dan negara serta bagi umat manusia. Betapa bangganya saya menjadi murid beliau! Teladan Sejati yang telah ditunjukkan oleh Sang Buddha benar-benar memberikan inspirasi bagi pengikut-Nya, terutama saya.

Keteladanan Sang Buddha dan para siswa-Nya juga memberikan insprirasi kepada saya sebagai generasi berikutnya kendati kemangkatan mutlak Sang Buddha sudah berlangsung berabad-abad lamanya. Walaupun saya tidak melihat langsung keteladanan Beliau dalam arti mengetahui berdasarkan riwayat dan ajaran yang telah diwariskan dalam Kitab Suci Tipitaka, sejarah membuktikan bahwa seorang Teladan Sejati akan menciptakan juga Teladan Sejati lainnya. Sepanjang ada keteladanan mulia yang dikenal umat manusia, terdapat kemungkinan kemunculan Teladan Sejati yang lain. Saya berharap, saya dapat menjadi teladan mulia bagi dunia ini, menjadi contoh baik yang nyata untuk kehidupan ini. Sebagaimana diketahui bersama, kalau generasi tidak memberikan teladan yang baik, sulit pulalah untuk melahirkan generasi baru yang lebih baik. Sesungguhnya diri sendiri dituntut untuk memberikan contoh, panutan, dan Teladan Sejati bagi generasi kemudian. Persoalannya sekarang adalah mau bersungguh-sungguh atau tidak untuk mewujudkannya demi kesejahteraan, dan kebahagiaan bersama.

“Dalam menempuh kehidupan ini, manusia memang memerlukan contoh dan teladan yang baik. Namun, agaknya sebagian besar dari mereka terlalu menuntut suatu keteladanan dari orang lain. Sebetulnya, diri sendiri juga seharusnya dituntut untuk memberikan teladan yang baik. Hal ini barangkali sering dilupakan dan diabaikan orang.”

Salah satu pesan Buddha yang menjadi inspirasi bagi saya untuk hidup berlandaskan cinta kasih, toleransi dan melayani adalah sebuah pesan yang di sampaikan Buddha di dalam Angguttara Nikaya, yakni  “Mengembangkan kebajikan, dapatlah dilakukan. Apabila tidak dapat dilakukan, Saya tidak akan menganjurkan engkau untuk melakukannya. Tapi karena dapat dilakukan, Saya berkata padamu: ‘Kembangkan Kebajikan’. Apabila dengan mengembangkan kebajikan membawa kehilangan dan kekesalan, Saya tidak akan menganjurkan untuk melakukannya. Tapi karena itu mem bawa keberuntungan dan kebahagiaan, Saya menganjurkan engkau: ‘Kembangkan Kebajikan’.” (Anguttara Nikaya I:58).

Saya harus menyadari bahwa kelambanan dalam berbuat kebajikan akan membuat pikiran bergembira dalam kejahatan. Dengan demikian, saya  harus bergegas dalam berbuat kebajikan dan mencegah pikiran dari kejahatan. Apabila telah telanjur berbuat jahat, seseorang hendaknya tidak mengulangi kejahatan itu. Jangan pula membangkitkan kepuasan atas kejahatan itu. Sebab, penimbunan kejahatan mengakibatkan penderitaan.

“Hiduplah seperti kayu cendana yang selalu memberikan keharuman kepada setiap orang didekatnya, bahkan ia tetap memberikan keharuman kepada orang yang memotongnya dengan gergaji, bahkan kepada gergaji yang memotongnya”
Saya berusaha untuk bisa hidup seperti pohon cendana yang memberikan keharuman. Atau seperti awan yang memberikan hujan yang bermanfaat bagi semua makhluk. Kehidupan adalah kehidupan yang sesungguhnya bagi insan yang dapat memberikan kehidupan bagi insan lain. Dalam kegelapan malam yang tidak mempunyai sinar matahari yang terang, saya ingin menjadi cahaya lilin yang dapat memberikan terang bagi diri sendiri dan orang lain.

Menjadi inspirasi bagi orang lain adalah hal terindah dalam hidup dan biarkan orang lain terinspirasi akan apa yang kita kontribusikan untuk kehidupan! Ayo menjadi sosok inspiratif bagi kehidupan!




Sabtu, 14 Maret 2015

I am bitterly, bitterly disappointed!

Dad is a male figure who deserves to be admired in personality traits, attitudes, and actions. Dad has a big responsibility to the family. No need to doubt his affection because it’s equal and perhaps greater than a mother. As they say, the mother has a great affection to the child because the mother give birth and care for children since the child was born. Because sometimes the father was jealous when he saw the children closer to her mother. Therefore, as much as possible father will fulfill request and needs of families, especially for his children. The happiness of her family members is his happiness. That’s a figure of a father.

The nature of the father is supposed to teach their children, responsible and tried to make family members happy. Maybe dad ever angry or hit their children, but believe me that it is a form of his affection to his children. It just because Dad has a great responsibility in educating children.

Okay. Let me tell you something about my family, especially my Dad.

Fathers, be good to your daughters. Daughters will love like you do. (John Mayer)

We hear a lot about the importance of male role models in a boy’s life. It is indeed important. But what’s often missing from the conversation is the importance of fathers in a daughter’s life as well. Children really do learn what they live. Not having the perspective of older people, they consider whatever their family is like as their “normal.” From infancy, girls draw conclusions about what men are like from the men in their life. If there is a father (or a male in her life who takes a father role), that man becomes her guidepost for what to expect of men and what to expect of men’s attitude toward women. His relationship to her mother or his significant other is her template for what her relationship with a man will be when she grows up. A girl’s father is one of the most influential people in her life, from infant to toddler to tween to teen. Learn why Dad has such a big impact on his little girl’s development into a strong, confident woman. Unfortunately, I was a woman who less fortunate because I really lack of affection from someone who called father. I grew into an adult woman without the guidance of a father. In this world I don’t lack anything other than the affection of a father. I don't even know what it's like to have father-daughter relationship because I honestly have no feelings about this whole relationship. Pity me!

My parents divorced. For many people, their parents' divorce marks a turning point in their lives, whether the divorce happened many years ago or is taking place right now. So plenty of kids and teens have to go through this. But when it happens to you, you can feel very alone and unsure of what it all means. Why Are My Parents Divorced?

My Parents divorce for many reasons. My parents feel they can no longer live together due to fighting and anger, or because the love they had when they married has changed. It's due to a serious problem like drinking, abuse, or gambling. After the divorce, my father out of the house away without parting words. Father disappeared and never contacted us. He no longer pay for our lives and our school. We live without the protection of father and I’m struggling to feed my family until now. Everybody know that kids need to be fed, clothed, housed, and cared for. Children whose parents provide for them live better lives, feel valued, and have better relationships with both their parents. They need the role model of a responsible male acting responsibly. Just as they need you to be present in their lives, regardless of whether you live with their mom, they also need you to live up to financial obligations to the very best of your ability.

When my parents are divorcing, I experience many feelings. My emotions change a lot, too. I feel stressed out, angry, frustrated, or sad. I  feel protective of one parent or blame one for the situation. I feel abandoned, afraid, worried, or guilty. I also feel relieved, especially there has been a lot of tension or fighting at home. I lost myself in every effort to appease each side of my family. Shuffling alone between two separate lives meant that I was on the fringe of each family, never an insider. The people I loved most were never in the same room together, and many of them barely even knew each other existed. I missed out on events and celebrations because I would have to spend time with my other family.

After divorced, he never calls, he works all hours and doesn't know a thing about me and my siblings. My mom is effectively a single parent. When I call he half heartedly talks to me. We have brought it up with him but he shrugs it off and carries on ignoring us. He basically isn't a family man and never will. My mum said She regrets marrying him - my sister was crying. When I asked mom why dad didn’t love us anymore all she did was cry. She would cry every night till her eyes were puffy. I could see the pain in her eyes even when she smiled.

When I was 21, my dad remarried after 2,5 years divorced. I’ve never felt loved by my father. I had convinced myself that my father was a terrible man who didn't love me, didn't care about me, didn't want to be a part of my life. And I thought to myself, perhaps this was because I was un-lovable? I thought, maybe I am unworthy of being loved or cared for? I was stuck in the "daddy doesn't love me" syndrome, which affected my everyday life, and all of my relationships.  

I always hated when other kids talked fondly about their fathers while I hardly had any memory of you except the day you threw us out in the cold. Even when we were still living together I hardly saw you. How I wish you could spend just one day a week at home, help me with my homework, go to the parent-teachers meetings  or even teach me how to ride a bicycle. That never happened because you were too busy growing your numerous investments and when you had time off you would spend it all out drinking with your buddies.  Your daughter has suffered most growing without you. It pains her that you don’t even know her favorite color or meal. You denied her the chance of being ‘daddy’s little girl’ like her friends. You ought to have been the first man to love her unconditionally and tell her how beautiful she is every day. You were never around when she needed you to read bed time stories or stick by her side when she differed with mom. I have a great mother, uncles, cousins and brothers but it does not equate to having an actual, physical father. There is no stage in life that you can “get over” not having a father.

I’m reminded of it when I look back on my past relationships, when my best friend can call and talk to her dad about car repairs and dreadfully when I do find that perfect man and have to walk down the aisle solo. It’s a constant pain that thumps faintly and then spikes when the situation arises. If I could take a pain killer I would but nothing changes the heartache of a fatherless child.
I am writing this so you know what a monster you are, because you seem to have forgotten. You left us, you don’t feed us, don’t provide a better life for us, and you just have fun with your new wife without thinking  us.


You made me feel so small for so long, but I’m finally ready to be strong.

I am bitterly, bitterly disappointed,
Erica Yin