Rabu, 18 Maret 2015

Reuni Kelas Yang Tak Terlupakan!

Akhir Februari lalu, saya berkunjung ke Jakarta untuk menghadiri sebuah acara penting bagi saya. Acara ini terselenggara berkat seorang teman yang berusaha mencari keberadaan kami setelah 10 tahun tak berjumpa. Jika di pikir-pikir, hebat sekali teman saya ini, ia dapat mengumpulkan teman-teman yang sudah puluhan tahun tak berjumpa, yang kita pikir sudah hilang ditelan bumi, tiba-tiba dalam hitungan minggu atau bulan saja, sudah  ditemukan, bahkan sudah bisa kontak lagi. Ini benar-benar sebuah keajaban! Terima kasih juga kepada kecanggihan dunia maya yang membuat segalanya lebih mudah dari yang dibayangkan, membuat teman-teman yang lama menghilang bisa ditemukan di dalam dunia maya hingga akhirnya bertemu secara nyata tepat pada 28 Februari 2015 silam.

Bicara tentang reuni kelas, biasanya dalam acara reuni ini para alumni akan mengingat kembali atau bernostalgia tentang hari-hari sekolah mereka dulu, dengan detail mengingat teman-teman yang suka usil, dan bercerita tentang apa yang terjadi dengan masing-masing mereka sejak berpisah dan terpencar-pencar. Selalu ada perasaan yang sama saat kita menghadiri acara reuni, yaitu perasaan bahagia ketika rindu terobati, saat akhirnya dapat berjumpa lagi dengan sahabat tercinta yang telah hilang bertahun-tahun. Rasa haru biru yang menyelinap di hati saat menyalami Bapak dan Ibu Guru yang sudah sepuh, juga suasana nostalgia yang begitu melenakan.

Saat bertemu dengan teman-teman SD yang sebagian terlihat sudah menggendong anak, saya merasa sangat bahagia. Tak butuh waktu yang lama untuk kembali akrab seperti masa-masa sekolah dulu. Saat pertemuan itu terjadi, Apa yang pertama kali ditanyakan di acara reuni?  
Apakah pertanyaan seputar : Sekarang tinggal dimana? Sudah married? Anaknya sudah berapa? Udah punya pacar belum? Kerja apa sekarang? Kuliah sudah kelar, belum? Mungkin terdengar seperti pertanyaan itu biasa saja, basa-basi  normal yang acap kali terlontar dalam setiap pergaulan.
Saya tidak dalam kapasitas menilai acara reuni yang sedang saya hadiri, karena saya sangat menghargai teman-teman yang sudah bersusah payah menyelenggarakan acara ini, dan saya sangat menghormati teman-teman saya. Di luar, banyak sekali acara reuni yang digelar dengan megah di hotel mewah berbintang dengan acara yang luar biasa serta makanan minuman enak melimpah. Namun, kami menggelar acara reuni ini dengan sederhana. Kami menyelenggarakan di sekolah dimana kami mengenyam pendidikan dulu. Sederhana namun terasa hangat dan akrab.
Kami memasuki kelas dimana dulu kami duduk didalamnya, saya sungguh terharu dengan acara reuni kelas ini walau tidak semua teman-teman hadir dalam reuni ini. Bukan hanya bertemu dengan teman-teman, saya juga berjumpa dengan Bapak Ibu  guru mengajar saya ketika saya masih duduk dibangku sekolah dasar. Banyak guru yang sudah tidak lagi mengabdi di sekolah tersebut, adapula sebagian yang telah meninggal dunia. Saya bersyukur masih bisa bertemu dua orang guru yang masih mengabdi di sekolah ini dan kedua guru ini juga masih mengingat saya dengan baik.

Beliau adalah Bu Ayat yang merupakan wali kelas saya ketika saya duduk di kelas 2 SD dan Bu Cucu yang merupakan guru agama Islam di sekolah ini. Kedua guru ini mengingat nama saya dengan baik dan mereka cukup tercengang dengan perubahan fisik saya saat ini. Ketika saya masih duduk di bangku Sekolah Dasar, saya adalah seorang anak perempuan yang berbadan besar dan sering diejek oleh teman-teman. Kedua guru saya ini tercengang melihat saya tumbuh menjadi wanita muda yang jauh berbeda dari masa kecil saya.



Setelah acara ramah tamah bersama guru-guru di dalam kelas, kami berfoto-foto bersama guru-guru sembari bercerita tentang diri kami sekarang ini. Bu Ayat terlihat bangga ketika saya bercerita bahwa saat ini saya menjadi seorang guru, karena diantara teman-teman yang lain hanya saya sendiri yang mengambil profesi menjadi guru.  Saya masih ingat betul pesan Bu Ayat kepada kami, bahwa kami harus menjadi pribadi yang jujur sebagai manusia yang bermoral. Jikalau kelak kami menjadi seorang aparat Negara, beliau berharap kami menjadi orang yang ‘bersih’ dan jujur dalam menjalankan tugas kami. Bu Ayat memberikan kami banyak wejangan penting agar kami menjadi manusia bermoral dalam kehidupan ini. Saya tersentuh dan terharu karena beliau masih menyayangi kami dengan memberikan nasehat sembari mengusap-usap bahu kami.

Guru adalah pekerjaan yang mulia karena menciptakan sumber daya manusia yang hebat. Saya bisa menulis artikel saat inipun adalah karena jasa guru yang dengan telaten memberikan cara menulis kepada saya dan juga mengajarkan cara membaca untuk saya. Karena gurulah saya, anda dan kita semua bisa menjadi seperti sekarang. Ada yang menjadi pedagang. Pedagang pasti akan selalu berkutat dengan dunia hitung menghitung. Jadi ingatlah guru Matematika. Merekalah yang mengajarkan anda bagaimana menjumlah, mengalikan, membagi, mengurangkan dan lain-lain. Maka karena perhitungan yang tepat di dalam berdagang, maka anda bisa untung. Kemudian, ada yang menjadi blogger, seperti kita-kita ini. Apa yang patut diingat dari guru dengan menjadi blogger? Dunia blogger pasti tidak akan terlepas dari dua aktivitas, yaitu menulis dan membaca. Tidak ingatkah kita bahwa kita bisa membaca dan menulis karena jasa guru? Waktu itu ketika TK, SD, SMP, SMA bahkan Kuliah, guru kita dengan telaten mengajarkan bagaimana langkah-langkah menulis dan membaca. Hingga akhirnya kita bisa membaca dan juga  menulis.

Reuni kelas ini berlangsung dua hari dan terasa sangat begitu singkat. Berkumpul saat ini adalah awal persahabatan kami semua yang sempat terputus oleh jarak dan waktu. Saya percaya waktu akan mempertemukan kami kembali di kemudian hari. Hari ini adalah kenangan yang tak terlupakan dan pantas untuk dikenang selamanya. Sebuah kisah klasik untuk masa depan dan tetap jaga persahabatan ini sampai kapan pun.




Sebagian dari teman-temanku sudah menggendong anak dan menikah!

Hari ke-2 Reuni - Menginap di Bedeng

Selfie sebelum berpisah 

Ingatlah hari ini!

Plakat sebagai kenang-kenangan untuk sekolah kami

Bersama salah satu sahabat SD (Abdul Hafid) dan wali kelas 2 SD kami dulu (Bu Ayat)

Sahabat baik ketika SD - Siti Nurul Fadilani


Saat ini sekolah kami sudah bagus bangunannya. Ketika kami bersekolah dulu, bangunannya tidak layak bahkan teman kami pernah terluka karena tertimpa bangunan yang roboh

Menghadiri pernikahan teman SD kami

Rendi Agmaya (kiri) salah satu teman sekelas yang dulunya cukup menyebalkan dan Denny Maulana (Kanan) Si Jahil yang tidak berubah hingga sekarang!


Tak menyangka akan sedekat ini setelah 10 tahun tak bertemu!

Ibu Cucu, Salah satu guru Agama Islam di SD tempat kami bersekolah.

Tidak ada komentar: