Selasa, 17 Maret 2015

Terinspirasi dan Menginspirasi!

Kita semua bisa mendapatkan inspirasi dari membaca cerita inspiratif, mendengarkan pembicara inspiratif, berpartisipasi dalam dan kontribusi terhadap peristiwa inspirasi. Namun, kali ini kita harus melihat ke dalam diri kita, sudahkah kita menjadi inspirasi bagi oranglain? Kita bisa merasakan betapa energi satu orang bisa mempengaruhi begitu banyak orang dengan kekuatan pribadinya. Orang atau pemimpin yang bisa menginspirasi dan membawa perubahan memang akan selalu kita kenang. Inspirasi mereka tidak hanya mengubah persepsi dan cara pikir orang di sekitarnya saja, tapi juga dunia. Orang yang inspiratif seolah bisa merasuk dan menghipnotis pikiran kita, sehingga kata-katanya teringat terus. Inspirasi yang kita terima, membuat kita ingin mengembangkan diri, melakukan lebih dari keadaan sebelumnya.

Orang yang mampu menginspirasi orang lain, tentunya mempunyai kekuatan ekstra. Seorang motivator hebat sekalipun belum tentu dapat menginspirasi orang lain, namun jika kita dapat menginspirasi orang lain maka sudah dapat dipastikan kita telah menjadi motivator dalam hidup mereka. Luar biasa, bukan? Orang yang inspiratif akan mengajak orang disekelilingnya untuk menyadari kenyataan bukan kabur  dari kenyataan, membuka mata lebar-lebar, sekaligus memberi alasan-alasan yang bisa diterima agar tetap menjadi pribadi yang optimis. Itu sebabnya kita tidak mungkin berhasil menginspirasi orang lain bila apa yang kita katakan tidak tercermin dalam kehidupan pribadi kita. Seorang ahli mengatakan: ”If you really want to inspire others to do something then this ‘something’ should be a big part of your life.”

Kita butuh orang yang bisa menginspirasi untuk melakukan perubahan dan mengambil tindakan nyata. Setiap individu sebetulnya bisa menjadi orang yang inspiratif, tidak perlu menunggu punya jabatan, jadi boss ataupun menunggu usia menjadi tua dulu. Pernahkah kita berpikir bagaimana kita bisa berguna bagi orang lain dan memberi inspirasi bagi orang lain?

Untuk bisa menginspirasi orang lain, hal pertama yang perlu kita pertanyakan pada diri kita sendiri adalah apakah diri kita sudah terinspirasi oleh pemikiran kita sendiri? Banyak orang lebih sibuk melihat keluar sampai tidak pernah memikirkan apakah ia sendiri mempunyai greget terhadap satu prinsip, visi maupun misi tertentu. Orang bilang, semangat itu kadang naik dan kadang turun, apakah semangat kita menjalani hidup juga demikian? Hidup yang kita jalani bagai lautan yang kadang pasang dan kadang surut, namun itu tak menjadi alasan untuk tidak menjadi inspirasi bagi orang di sekeliling kita. Hidup yang kita jalani adalah sebuah pesan yang harus kita beritahu pada dunia, maka kita memiliki tugas untuk menjadikan hidup kita sebagai inspirasi bagi orang lain.

Makhluk di dunia ini yang menginspirasi hidup saya adalah Sang Guru junjungan yang saya hormati juga kagumi yaitu Buddha. Buddha menjadi sosok penting dalam hidup saya yang membuat saya bertekad untuk menginspirasi orang-orang di sekitar saya.  Buddha menjadi teladan sejati yang pernah saya temui. Buddha terlahir dari dan sebagai manusia biasa, tumbuh sebagai manusia biasa, berjuang untuk manusia biasa, mencapai keberhasilan sebagai manusia biasa, dan membabarkan Kebenaran Sejati (Dhamma) sebagai manusia biasa..Ia adalah manusia luar biasa yang pernah lahir ke dunia dan menjadikan dunia ini lebih baik. Saya juga tentu berharap bisa menjadikan dunia ini lebih baik dengan kehadiran saya di dunia ini. Kenyataan sejarah ini sungguh menakjubkan dan memberikan arti penting dalam mengembalikan, mempertahankan, dan meningkatkan nilai-nilai kemanusiaan, sehingga umat manusia tidak perlu berkecil hati atau bahkan rendah diri karena terlahir sebagai manusia. Ini juga memaparkan betapa mulia harkat dan martabat manusia di dunia ini.

Buddha mengajarkan apa yang telah dilaksanakan dan melaksanakan apa yang diajarkan. Pendek kata, selain mengajarkan teori, membabarkan ajaran kebenaran, Beliau juga memberikan teladan bagi umat manusia. Kenyataan ini yang memperlihatkan bahwa Sang Buddha adalah Teladan Sejati, Teladan Agung bagi keluarga, masyarakat, bangsa dan negara serta bagi umat manusia. Betapa bangganya saya menjadi murid beliau! Teladan Sejati yang telah ditunjukkan oleh Sang Buddha benar-benar memberikan inspirasi bagi pengikut-Nya, terutama saya.

Keteladanan Sang Buddha dan para siswa-Nya juga memberikan insprirasi kepada saya sebagai generasi berikutnya kendati kemangkatan mutlak Sang Buddha sudah berlangsung berabad-abad lamanya. Walaupun saya tidak melihat langsung keteladanan Beliau dalam arti mengetahui berdasarkan riwayat dan ajaran yang telah diwariskan dalam Kitab Suci Tipitaka, sejarah membuktikan bahwa seorang Teladan Sejati akan menciptakan juga Teladan Sejati lainnya. Sepanjang ada keteladanan mulia yang dikenal umat manusia, terdapat kemungkinan kemunculan Teladan Sejati yang lain. Saya berharap, saya dapat menjadi teladan mulia bagi dunia ini, menjadi contoh baik yang nyata untuk kehidupan ini. Sebagaimana diketahui bersama, kalau generasi tidak memberikan teladan yang baik, sulit pulalah untuk melahirkan generasi baru yang lebih baik. Sesungguhnya diri sendiri dituntut untuk memberikan contoh, panutan, dan Teladan Sejati bagi generasi kemudian. Persoalannya sekarang adalah mau bersungguh-sungguh atau tidak untuk mewujudkannya demi kesejahteraan, dan kebahagiaan bersama.

“Dalam menempuh kehidupan ini, manusia memang memerlukan contoh dan teladan yang baik. Namun, agaknya sebagian besar dari mereka terlalu menuntut suatu keteladanan dari orang lain. Sebetulnya, diri sendiri juga seharusnya dituntut untuk memberikan teladan yang baik. Hal ini barangkali sering dilupakan dan diabaikan orang.”

Salah satu pesan Buddha yang menjadi inspirasi bagi saya untuk hidup berlandaskan cinta kasih, toleransi dan melayani adalah sebuah pesan yang di sampaikan Buddha di dalam Angguttara Nikaya, yakni  “Mengembangkan kebajikan, dapatlah dilakukan. Apabila tidak dapat dilakukan, Saya tidak akan menganjurkan engkau untuk melakukannya. Tapi karena dapat dilakukan, Saya berkata padamu: ‘Kembangkan Kebajikan’. Apabila dengan mengembangkan kebajikan membawa kehilangan dan kekesalan, Saya tidak akan menganjurkan untuk melakukannya. Tapi karena itu mem bawa keberuntungan dan kebahagiaan, Saya menganjurkan engkau: ‘Kembangkan Kebajikan’.” (Anguttara Nikaya I:58).

Saya harus menyadari bahwa kelambanan dalam berbuat kebajikan akan membuat pikiran bergembira dalam kejahatan. Dengan demikian, saya  harus bergegas dalam berbuat kebajikan dan mencegah pikiran dari kejahatan. Apabila telah telanjur berbuat jahat, seseorang hendaknya tidak mengulangi kejahatan itu. Jangan pula membangkitkan kepuasan atas kejahatan itu. Sebab, penimbunan kejahatan mengakibatkan penderitaan.

“Hiduplah seperti kayu cendana yang selalu memberikan keharuman kepada setiap orang didekatnya, bahkan ia tetap memberikan keharuman kepada orang yang memotongnya dengan gergaji, bahkan kepada gergaji yang memotongnya”
Saya berusaha untuk bisa hidup seperti pohon cendana yang memberikan keharuman. Atau seperti awan yang memberikan hujan yang bermanfaat bagi semua makhluk. Kehidupan adalah kehidupan yang sesungguhnya bagi insan yang dapat memberikan kehidupan bagi insan lain. Dalam kegelapan malam yang tidak mempunyai sinar matahari yang terang, saya ingin menjadi cahaya lilin yang dapat memberikan terang bagi diri sendiri dan orang lain.

Menjadi inspirasi bagi orang lain adalah hal terindah dalam hidup dan biarkan orang lain terinspirasi akan apa yang kita kontribusikan untuk kehidupan! Ayo menjadi sosok inspiratif bagi kehidupan!




Tidak ada komentar: