Rabu, 24 Juni 2015

A WEEK'S BACKPACKING IN THE CEYLON (Part II)

Seperti hari sebelumnya, kami mengikuti acara Pindapatta di pagi hari sebelum memulai perjalanan kami mengunjungi situs-situs Buddhis. Seusai sarapan pagi, Venerable Piyaratana membawa kami mengunjungi salah satu situs Buddha yang terkenal, yaitu Dambulla Cave. Dambulla cave adalah Batu Cave Temple terbesar di Sri Lanka yang dibangun di atas 600 kaki Batu tinggi. Sebuah situs ziarah suci selama 22 abad, gua Vihara ini dengan lima tempat-tempat suci adalah yang terbesar dan terbaik-dilestarikan kompleks gua-kuil di Sri Lanka. Lukisan-lukisan lukisan dinding Buddha (seluas 2.100 m2) yang dianggap sangat penting ada 157 patung. Pada pukul 10.45 siang, semua pengunjung diminta untuk keluar dari dalam cave karena pada waktu tersebut biasanya dilakukan puja terhadap Buddha didalam cave. Sebelum keluar, saya dan rombongan sempat melantunkan paritta suci dan menyatakan tekad / harapan didepan stupa yang konon katanya terdapat relik Sang Buddha.


BIG BUDDHA - Di dekat loket pembelian entrace ticket.

Pemandangan ketika mendaki ke Dambulla Cave.

Dambulla Cave.
Dambulla Cave.

Dambulla Cave.

Sitting Buddha - Dambulla Cave.


Sleeping Buddha - DAMBULLA CAVE

Indahnya Dambulla Cave.

Setiap foto dihimbau agar tidak membelakangi patung Buddha sebagai bentuk respect.

Dambulla Cave

Stupa Emas didekat loket pembelian karcis masuk menuju Dambulla Cave.

Foto Group di Dambulla Cave bersama Bhante Sirijayo dari Medan.


Konon katanya didalam Stupa ini memiliki relik sisa makanan (Ahara) dari Buddha Gotama dan relik lainnya.

Di depan stupa ini kami melantunkan Paritta dan bertekad.


Ayo buka Sandal...


Selanjutnya, kami dibawa untuk makan siang disalah-satu warung makan setempat sebelum mengunjungi situs lainnya yaitu Aukana. Aukana terdapat patung Buddha dalam posisi berdiri, lokasinya berada dekat Kekirawa di utara Tengah Sri Lanka. Patung yang memiliki ketinggian lebih dari 40 kaki (13 m), telah diukir dari batu granit besar selama abad ke-5. Ini menggambarkan variasi dari Abhaya mudra atau Blessing Pose, dan jubah dikenakan  berukiran rumit. Dibangun pada masa pemerintahan Dhatusena, mungkin telah dibuat sebagai hasil dari kompetisi antara seorang master dan murid. Patung Aukana adalah salah satu contoh terbaik dari patung berdiri dibangun di kuno Sri Lanka. Ini  menjadi atraksi wisata yang populer di negeri ini. Pada waktu hujan, dikatakan bahwa kita dapat melihat tetesan air yang jatuh dari ujung hidung patung menyentuh tanah tepat pada jari kaki. Batu bata penutup sekitar dan di atas dibangun baru-baru ini untuk melindunginya dari cuaca. Kebetulan, kami bertemu dengan Venerable Sassthrawalliye Dhammakithithi Thero yang merupakan kepala Wihara di Aukana Raja Maha Viharaya. Beliau sangat baik dan ramah, bahkan setelah usai menemani kami berkeliling, ia menyiapkan teh hangat untuk menjamu kami. Bahkan ia menawarkan pada saya, jika kelak saya ingin kembali ke Sri Lanka, beliau siap membantu dan menyediakan tempat menginap untuk saya. Terharu sekali akan kebaikan beliau. Sungguh keramahan yang patut dijadikan teladan.
LOTUS~~~

My roommate.

AUKANA - 13 m Buddha. 

My Favorite..

SELFIE~~~

FOTO GROUP

Ven. Piyaratana - Ven. Sassthrawalliye Dhammakithithi Thero - Ven. Sirijayo
Usai mengunjungi Aukana Raja Maha Viharaya, kami melanjutkan perjalanan menuju Anuradhapura.  Kota kuno Anuradhapura pertama kali menetap ca. 900 SM, dan menjabat sebagai ibukota Kerajaan orang Sinhala sampai ca. 1100 Masehi. Kota ini cukup besar di masa jayanya, sehingga ada banyak arkeologi untuk dilihat. Our first stop is Wessa Giriya. Di sini kami hanya melihat bukit batu yang besar, dimana dahulu kala tempat ini dapat menampung lebih dari 1000 bhikhhu untuk bermeditasi dan melatih diri disini. Memang tidak ada sesuatu yang WOW disini, semua hanya bebatuan besar yang membentuk gua-gua yang dulu dipakai sebagai tempat berlindung dari panas dan hujan bagi mereka yang berlatih meditasi. Ketika saya mengelilingi Wessa Giriya saya melihat seorang bhikkhu yang sedang menetap dibawah salah satu gua bebatuan disana untuk bermeditasi. Luar biasa rasanya di zaman modern ini saya berkesempatan melihat Bhikkhu yang sederhana tinggal dibawah batu-batu besar sebagai tempat berlindungnya dari panas dan hujan. Usai berkeliling di Wessa Giriya, kami melanjutkan perjalanan ke sisi lain yang ada di Kota Anuradhapura ini, yaitu Thuparamaya yang merupakan stupa tertua di Sri Lanka dan yang pertama kali yang dibangun di negara itu setelah pengenalan Buddhisme. Dibangun pada masa Raja Devamnampiyatissa (247BC - 207BC) mengabadikan peninggalan tulang selangka dari  Buddha Gotama yang dibawa ke Sri Lanka oleh Arahat Mahinda, putra Raja Asoka dari India. Konon katanya, ketika relik tulang selangka Buddha Gotama dibawa oleh seekor gajah diatas punggungnya, namun ketika tiba disini Sang Gajah tidak mau menundukkan tubuhnya untuk memberikan relik tersebut kepada Arahat Mahinda, namun dengan sendirinya Sang Gajah meletakkan relik tersebut di stupa yang telah disediakan. Kami sempat melakukan penghormatan pada stupa tersebut dengan melakukan Padakkhina sebanyak 3 kali sambil melantunkan paritta suci sebelum meninggalkan tempat ini dan melanjutkan perjalanan kami ke Bodhi Tree Temple (The Sri Maha Bodhiya) yang disebut sebagai tempat yang paling suci kedua di Sri Lanka, setelah Sri Dalada Maligawa, atau Tooth Relic Temple di Kandy. Pohon Bodhi yang diduga pemotongan dari pohon Bodhi asli di mana Buddha memperoleh pencerahan, dan telah terus dijaga selama lebih dari 2000 tahun, menjadikannya sebagai historis pohon tertua di dunia. Kompleks candi ini dikelilingi oleh dinding, dan sangat ramai. Karena adanya kejadian teroris di tahun 1980-an, tidak mungkin untuk masuk kedalam wihara dengan kendaraan, dan kita harus melalui metal detector sebelum memasuki kompleks. Tas akan diperiksa dan alas kaki dapat diletakkan di dekat pintu masuk. Ruwanwelisaya, stupa tertua dan paling produktif di Anuradhapura, telah dipulihkan sepenuhnya, dicat putih, dan saat ini menjadi pusat ibadah. Kami sempat melakukan penghormatan disini, dan  Berjalan dari Sri Maha Bodhiya, melewati Brazen Palace (istana kuno yang pernah mendukung atap perunggu) untuk stupa. Ada beberapa rumah gambar pada stupa, serta empat stupa kecil di empat penjuru kompleks. The Archaeolgy Museum, Memamerkan banyak artefak yang ditemukan di situs, dari perhiasan dan permata untuk mata uang dan tembikar. Folk Museum, Memamerkan arkeologi Anuradhapura dari perspektif rakyat lagi.  Kami menikmati matahari terbenam yang indah di buaian Buddhisme di Sri Lanka dengan panduan yang sangat baik. Pandangan yang menakjubkan di sekitar pedesaan dan banyak monyet! Perlu diingat dan diketahui, menggunakan alas kaki tidak diperkenankan di situs-situs Buddhis diatas. Kita harus menjaga kesopanan dengan melepas alas kaki sebelum memasuki kawasan situs Buddhis dan berlaku sopan. Mengambil foto dengan posisi membelakangi Patung Buddha juga tidak diperkenankan. Cuaca yang panas membuat bebatuan dan pasir yang ada disana menjadi ikut panas, bahkan telapak kaki saya merah dan melepuh kesakitan karenanya. Namun ini terbayar lunas dengan pemandangan dan suasana damai yang dirasakan di kawasan Anuradhapura ini...

WESSA GIRIYA~


Gua - gua dimana dulu para Bhikkhu melatih diri.

Wessa Giriya.

Batu-batu besar yang membentuk Gua.


Dibawah batu ini mereka berlindung dari panas matahari dan derasnya hujan.

Wessa Giriya

Wow! Ada Bhikkhu yang melatih diri di zaman modern ini, lihatlah kesederhanaan dalam hidupnya.

Thuparamaya  ~ Anuradhapura



Ruwanwelisaya - Anuradhapura

Melantunkan Paritta Suci.

Ruwanwelisaya - Anuradhapura

Bermeditasi di Ruwanwelisaya - Anuradhapura




Bhikkhu yang sedang melatih diri di Wessa Giriya.

Wessa Giriya.

Thuparamaya  ~ Anuradhapura dihiasi pilar-pilar cantik.

Thuparamaya  ~ Anuradhapura

Tuk-tuk Sri Lanka.

Ven. Sirijayo dan Ven. Piyaratana.

Senja di Anuradhapura

Ruwanwelisaya - Anuradhapura

Oriental Library - Anuradhapura.

Indahnya pemandangan jelang malam di Anuradhapura.


Setelah selesai berkeliling di Anuradhapura, kami kembali ke Na Uyana Monastery untuk beristirahat. Sesampainya di penginapan, kami semua bergegas mandi, berhubung pada pagi hari kami tidak memiliki air untuk mandi, maka kami memutuskan untuk mandi pada malam  hari sehingga keesokan harinya kami tidak perlu lagi khawatir akan ketidaksediaan air di penginapan kami. Ah.. Malam ini saya tidur dengan perasaan bahagia dan rasa excited yang menerpa cukup hebat dalam diri saya untuk kegiatan esok hari. Sri Lanka sungguh indah~

Tidak ada komentar: